Sunday, May 27, 2012

Cuti Ditolak !!


Yeah.. Itulah salah satu kenyataan pahit yang harus siap kita terima sebagai karyawan. Tiket (promo) sudah dibeli, itenerary sudah dibuat, bahkan penginapan sudah dibooking. Bisa lebih parah jika visa sudah diapprove oleh kedutaan. Tapi semua berubah menjadi bencana ketika satu surat sakti tidak disetujui. Yup, pengajuan cuti kita ditolak dengan berbagai alasan. Kerjaan lagi deadline, rapat/urusan kantor mendadak, atau seribu macam penyebab yang tak terduga lainnya..

Pertanyaannya, karyawan / pekerja / buruh bisa apa ?  


Dilematis memang. Batal berangkat hanya membuat penyesalan seumur hidup.. Ha3x..  Tapi, nekat kabur juga bukan penyelesaian yang bijak. Ingat, kita traveling bukan untuk sekali ini saja, kabur hanya memberi cap negatif yang menurunkan tingkat keberhasilan untuk pengajuan cuti selanjutnya. Berabe...

Kondisi semacam ini bisa kita minimalisasi dengan beberapa strategi :

Kenali Habitatmu...
  • Setiap organisasi atau perusahaan mempunyai sistem dan mekanisme cuti yang berbeda. Umumnya, sesuai aturan Depnaker (mungkin), karyawan mempunyai hak cuti tahunan sebanyak 12 hari/tahun. Meski beberapa ada yang beruntung mendapat 24 atau bahkan 30 hari/tahun. Selain cuti tahunan, beberapa perusahaan memberikan cuti besar setiap beberapa periode.  Di tempat saya, cuti besar diberikan sebanyak 33 hari setiap 3 tahun, namuan banyak perusahaan lain yang menerapkan cuti besar 60 hari setiap 6 tahun. Selain dua cuti ini, masih ada cuti non dinas, cuti diluar tanggungan, dan yang lain. Di kantor lama saya, kita bisa mendapatkan cuti tambahan yang disebut "libur kompensasi". Jadi kita masuk di hari libur dan bisa mendapatkan libur pengganti yang bisa kita gunakan dalam jangak 3 bulan ke depan.. Lumayannnn... So, pahami peraturan cuti perusahaan, khusunya tentang hak karyawan.. He3x..

Temukan Kartu AS...
  • Berikutnya, tentukan siapa yang paling berpengaruh dalam pengambilan keputusan cuti kita. Mekanisme persetujuan cuti biasanya tergantung dengan approval atasan langsung. So, perhatian utama kita sekarang ada di bos. Beruntunglah kalau kita mempunyai bos yang sepaham atau malah lebih gila dalam urusan cuti jalan - jalan.. Meski saya yakin hanya sedikit yang seberuntung itu... Kita harus paham benar karakter dan yang terpenting adalah kelemahan-nya. Ha3x.. Jangan salah paham. Kartu AS ini kita pergunakan untuk tujuan baik. Seperti bos saya, belum pernah sekalipun menolak cuti saya. Bukan karena apa, karena saya selalu mengetahui bahwa beliau seringkali lupa diri dalam keadaan senang. So, saat asyik ketawa - ketiwi ria, saya selipkan pembicaraan awal mengenai rencana cuti saya. Paling pahit, dibahas "anak muda, sukanya ngeluyur saja". Ha3x..






Jujur Apa Adanya..
  • Kejujuran yang pahit jauh lebih indah daripada kebohongan yang manis. Ha3x.. Tapi, jujur juga ada levelnya.. Contohnya, ketika ditanya mau ngapain, kita jawab ada kepentingan pribadi. Kalao ditanya kemana, baru jujur jawab pengen liburan. Simple kan... Kalo bos kita lagi kepo, misal ditanya liburan kemana, dengan siapa, trus semalam berbuat apa.. Ha3x.. Jawab saja dengan singkat dan jelas.. Kalo kita lagi apes dan si bos infotainment mode-on, silahkan dilayani dengan gaya artis. Jawab seperlunya dan sok misterius tapi berharap. Asal jangan jawab off the record saja kalo gak mau cuti malah di reject... Ha3x... 

Rajin Mendadak..
  • Menjelang cuti, berubahlah jadi yang paling rajin. Datang lebih pagi, istirahat tetep ngendon di kantor saja, dan pulang kerja paling akhir. Pasti anda kan dikira OB baru. Ha3x.. Kerjakanlah tugas dengan cepat, usahakan tidak ada deadline ketika kita sedang cuti. Kalo perlu, tanyakan kepada bos apa yang bisa kita kerjakan lagi.. Buatkan kopi, belikan sarapan, atau malah cucikan mobill.. 

Siapkan Surrogates
  • Kalo sifat kerjaan kita periodik-misalnya laporan mingguan, check shhet harian, kerjakan sebelum kita cuti. Jika tidak  memungkinkan, segeralah mencari surrogates yang rela melakukannya untuk kita. Paling mudah ya anak buah kita, kalo tidak punya segeralah merayu rekan kerja.. Sedikit sogokan oleh - oleh biasanya cukup manjur. 
  • Susahnya, terkadang kita sudah cukup penting sehingga memegang akses terhadap suatu proses di dalam sistem. Seperti saya, beberapa permintaan pembelian harus saya approve dulu sebelum lanjut kepada bos. So, sebelum berangkat latihlah suroagates kita untuk melakukannya, dan berikan id dan pasword kita. (Biasanya kalo dinas atau cuti, bos saya juga nitip tugas ini kepada saya.. Ha3x..)

Bersahabat dengan Waktu
  • Jaman teknologi informasi seperti sekarang ini memudahkan kita untuk menentukan waktu traveling yang tepat. Siapkanlah kalender dan jadwal libur  nasional tahun ini dan tahun mendatang, jangan lupa kalender pendidikan. Dalam menentukan jadwal traveling hindari cuti bersama di harpitnas, libur sekolah dan libur lebaran pastinya. Selain karena susah memperoleh tiket promo, menghindari  masa - masa itu akan memudahkan persetujuan cuti. Bagaimana bisa ? Begini.. Saat cuti bersama, masuklah.. Ini menambah point "kerajinan", nama baik dan gelar pahlawan tanpa tanda jasa (dengan pamrih tentunya-ha3x). Aneh juga, cuti kok diatur - atur bersama. Tak sudii,... Sedangkan liburan sekolah adalah family time, biasanya si bos yang cuti. So, berkorbanlah kerja saat yang lain liburan dan rasakan sensai liburan dengan harga murah saat yang lain kerja keras..

Keberhasilan langkah - langkah diatas sangat tergantung kepada kepandaian, pesona dan doa kita. Jangan lupa, kreatiflah. Kembangkan sesuai dengan keadaan, keberanian dan kondisi tak terduga di lapangan. 

Jika senantiasa gagal, selain mengevaluasi kemampuan komunikasi dan negosiasi anda, mulailah sering melihat koran dan browsing. Saatnya anda untuk mencari pekerjaan lain yang lebih  manusiawi dan mengerti anda. Jika berani, silahkan jadi wirausaha, dijamin masalah cuti akan terselesaikan..

Dan ingat, saat anda jadi bos, jangan pernah menolak cuti  anak buah.. Logikanya, karyawan butuh kecerdasan tambahan untuk mengatur cuti yang terbatas. So, kalo minta cuti berarti ada alasan yang penting, apapun itu. Toh cuti itu hak karyawan.. Jangan Kepo.. Ha3x..


 Jangan Takut untuk Cutiiii.... 
Read More »»»

Monday, May 14, 2012

Travel Buddy (Camera)

Salah satu peralatan tempur wajib bagi seorang bacpacker adalah kamera. Yup, barang satu ini memang lebih dari sekedar alat narsis ria di tempat - tempat baru. Sebuah kamera bisa menjadi diary tak pernah dusta yang bisa membuka ingatan akan sebuah fakta yang terjadi dalam perjalanan. Bagi yang punya bakat dan passion, benda ini bisa jadi alat untuk menambah pundi - pundi kekayaan. Minimal bisa nambah dana untuk traveling berikutnya.. 

Terlepas dari harga, kamera seringkali mampu menunjukkan kepribadian pemiliknya (maaf bagi yang pinjam he3x.). Minimal hal ini terbukti pada saya (teori saya sendiri sih.. ha3x). Saya yang paling males dengan sesuatu yang ribet dan perlu pengaturan yang rumit pasti akan memilih pocket camera yang menawarkan kepraktisan dan keserhanaannya. Simple, ringan, tinggal tekan dan bisa dibawa dengan berbagai cara, digantung di leher, diselipkan di saku celana atau bahkan hanya di dalam genggaman tangan. Praktisss... 

CANON IXUS 95 IS 

Kamera pertama ini saya beli pada april 2009 lalu dari uang IK triwulan satu. Saat itu, saya tidak melakukan  study  pendahuluan, melainkan langsung datang ke toko bersama teman - teman dan melihat-lihat stock yang tersedia.

Preferensi dalam benak saya, kamera digital yang bisa diandalkan dan layak di punyai adalah Canon. Untuk pemilihan type lebih didasarkan bahwa 95 IS adalah seri terakhir Canon yang ada di pasar (Surabaya) saat itu. Sedangkan keputusan warna hijau tosca  ldilatar-belakangi  karena merupakan sesuatu yang beda dan tidak pasaran (hal ini terbukti  saya tidak pernah menemukan orang yang memiliki type ini dengan warna yang sama). 

Dalam 3 tahun, kamera ini menunjukkan performa yang tangguh dan dapat diandalkan. Kamera ini telah mengabadikan banyak momen penting. Narsis bersama teman, kumpul keluarga, solo traveling, acara kantor, dokumentasi pekerjaan, bahkan telah menghasilkan karya yang masuk dalam salah satu majalah perjalanan.  (lumayan dapat hadiah buku dan karya saya masuk majalah. He3x).

Canon ini sudah tak terhitung beberapa kali mengalami insiden. Meski sering jatuh, low bat, dan dipinjam orang, dan seringnya saya lempat sembarangan ke kasur atau tas, kamera satu ini tetap setia. Akhir-akhir ini saja mulai sering ngambek. Memory cardn-nya kadang tak terdeteksi. Mungkin tak lain dan tak bukan karena saya iseng mempermainkan cabut-pasang memory card nya secara sembarangan. Untuk urusan baterai, kabel data, dan charger tidak pernah ada masalah. Mantapp punya... 

PANASONIC LUMIX DMC-FT3 

Kalo yang satu ini baru saya beri kemarin (13 Mei 2012). Kali ini, saya melakukan study singkat dalam menentukan kamera apa yang saya beli. Memang sih, sejak awal saya hanya melakukan perbandingan hanya untuk Lumix, entahlah saat ini saya jatuh hati pada produk satu ini. Mengenai warna, selain karena hanya tinggal ada satu stock di toko (barang display), saya memang suka dengan warna orange enjreng ini. Biar mudah dicari dan tak pasaran. He3x.. 

Sedikit berbeda, awalnya saya mengingnkan kamera Lumix dengan hasil gambar dan zoom yang lebih baik. Namun, pada akhirnya saya malah jatuh cinta pada yang satu ini. Dalam segmentasi-nya, kamera ini masuk dalam jenis "Though" yang memang didesain dengan beberapa keunggulan untuk menemani traveling. Bukan hanya waterproof, shockproff, dan freezeproff, produk ini juga dilengkapi dengan Full HD video dan GPS. Woooww, lo tau yang gue mau... 

Bukan untuk gaya - gayaan. Produk ini saya nilai mampu mengerti saya. Saya yang teledor suka menaruh barang sekenanya. Saya yang hoby asal memasukkan barang elektronik dalam saku tanpa menaruh dalam wadahnya terlebih dahulu. Dan saya yang sembrono dan suka menyiram sesuatu yang tidak semestinya. Ha3x... 

TIPS & TRICK 

Dengan pengalaman dua kali ini membeli kamera dan sedikit menarik benang merah dari pembelian barang - barang elektronik yanga lain, berikut beberapa hal yang bisa dipertimbangkan. 
  • Pastikan budget yang dipunya. Kalau budget unlimited, pastikan type apa yang diinginkan, kalo bingung beli saja yang terbaru, terbagus atau yang termahal. Simple... 
  • Pastikan merk yang ingin dibeli dengan melakukan browsing, nanya teman atau lihat iklan - iklan yang lagi update di berbagai media. Jangan datang ke toko dengan merk terbuka, bisa makin bingung dan berujung tergiur dengan promo dan tawaran yang ada.
  • Pastikan tempat membelinya. Ribet memang, tapi google akan sangat membantu untuk membuat prioritas dan gambaran awal tempat pembelian. Mulai dari ketersediaan, alamat dan spek teknis nya. 
  • Pastikan kisaran harganya. Gampang, kunjungi website tokonya, kalo gak dipasang telp saja untuk nanyain harga. So, bandingkan.
  • Pastikan garansi-nya. Garansi resmi, garansi toko atau garansi kepercayaan. Ha3x.. Tanyakan juga kalo ada permasalahan, kemana anda harus mengadu. 
  • Pastikan telah membeli kelengkapan penunjang kamera. Memory card, pocket, screen guard, tripod, batere cadangan, dan sesuai kebutuhan. 

Sebentar lagi, Canon akan pensiun dan diganti oleh Lumix. Tapi saya yakin, Canon akan mampu merekam banyak momen dengan berada di tangan keluarga saya. 

 "Every moment spent with you is a moment I treasure"
Read More »»»

Thursday, May 03, 2012

Myanmar Here We Come....

Yeahh... Ini pertama kalinya saya backpacker-an bersama dengan backpacker yang sebelumnya hanya kenal di milis backpacker.  Terhitung 9 bulan lebih sejak booking tiket bulan Juli tahun lalu, kami yang hanya bertiga berhasil melalui perjalanan menarik pada 22 - 27 April lalu meski dengan beberapa perubahan rencana dan peserta. Bagi saya sendiri, petualangan ini benar - benar memberi sudut pandang dan banyak pengalaman baru mengenai traveling... Mingalaba Bang Fery dan Tante Alvie...


Persiapan

Kali ini persiapan benar - benar berbeda. Apabila biasanya disibukkan dengan rutinitas menyusun itenary, booking akomodasi, menentukan destinasi, transportasi, dan estimasi biaya, sekarang bisa santai tanpa itu semua dan hanya ribet mengenai visa dan penukaran mata uang. Maklum, kali ini tour leader kami percayakan kepada Bang Fery yang lebih kompeten dan senior.. Ha3x..

Mengurus visa ternyata memang ribet. Selain memang setiap kedutaan meminta persyaratan tertentu yang berbeda, kenyataan bahwa semua embassy ngumpul di ibukota sono ya mau dikatakan apa lagi. Untuk Myanmar, surat keterangan bekerja harus mencantumkan bahwa kita datang untuk tujuan tourism.

Dengan pertimbangan kesibukan dan biaya, pilihan mengurus visa melalui travel agent lebih menguntungkan dan bebas risiko. Sempat agak terhambat karena biro bilang tidak perlu urus visa, sudah bisa VOA. Tapi, menuruti saran - saran para traveler sebelumnya, saya merayu biro untuk tetap menguruskan.. He3x.. Thanks untuk Mas Ipul dari Genta Tours Surabaya.

Kalo valas gak terlalu bermasalah sih, hanya karena Myanmar Kyat tidak dijual di Indonesia (katanya tidak dijual di luar Myanmar) kita akan kena biaya selisih kurs lebih banyak karena harus tukar USD dulu baru nanti disana beli Kyat. Maklum, IDR juga tak dikenal disana.. Kali ini thanks untuk Agan Ende yang ngasih rekomendasi penukaran di Wangi Valas di Ruko RMI. (hiks.. USD lagi mahal....)

Transportasi 

Satu minggu disana kami hanya mampu melakukan perjalanan ke 3 destinasi utama. Yangoon, Mandalay, dan Bagan. Untuk berpindah dari satu kota ke kota lain, kami menggunakan bus.

Bus malam berpenumpang hanya setengah mengantar kami dari Yangon ke Mandalay dengan perjalanan 9 jam, lumayan bisa  tidur telentang menggunakan 4 kursi. He3x.. Sedangkan, perjalanan Mandalay ke Bagan kami tempuh selama 8 jam mulai pagi hingga sore hari . Paling parah adalah Bagan - Yangon yang dilalui 11 jam dengan duduk di kursi plastik tambahan dengan bus penuh sesak, kakek - kakek yang kumat bengeknya dan tante - tante yang muntah melulu.. Ha3x...

Kondisi bus sepadan dengan di Indonesia, namun semua tidak ada toilet nya. Perbedaannya, fasilitas Tipi dan DVD disini benar - benar dimanfaatkan dengan suara yang maksimal. Hadoww, mengganggu tidur bener dah.. Satu kelebihannya, mereka memberikan fasilitas toiletries gratis berupa handuk basah dan sikat gigi beserta odol mini.. Berguna sekaliii..

Untuk city tournya sendiri, kami memilih menggunakan moda yang berbeda. Tempat - tempat menarik di Mandalay kami jajah dengan ojek motor seharian, plus perahu untuk menyebrang sungai  menuju Inwa. Kereta kuda kami pilih ketika mengeliling Inwa dan kota tua Bagan, sedangkan Yangoon kami jelajahi dengan jalan kaki dan naik bus.. Wuihh, lengkapppp..


Makanan

Bertiga sepakat, makanan favorit kami adalah Fried Rice w/ vegetables. Makanan terenak kami adalah berupa nasi goreng yang kami santap ketika sarapan di depan pintu pagoda menuju Mandalay Hill.. Mantab bener.... Selain karena mencari halal, bisa dibilang Myanmar belum punya signature dish yang fenomenal.

Kami pernah mencoba menu Myanmar Set, dan hasilnya belum cocok dengan lidah kami... He3x...  Maklum selera orang beda - beda.. Yang menonjol dari makanan Burma adalah rasa asam... Selebihnya, saya sendiri merasa harus menggunakan paksaan untuk menghabiskan makan...

Untuk cemilan, terus terang kami membatasi diri membeli penganan pinggir jalan dikarenakan 2 hal utama. Pertama adalah masakah hygiene yang tidak terjamin dimana makanan dibiarkan terbuka tanpa penutup. Memang kami tidak melihat lalat, tapi debu dan keramaian tetap meragukan..  Kedua, kami memiliki uang terbatas..

Unique 

Dalam perjalanan dari bandara ke kota, kami merasa sangat surprise dengan posisi taxi yang di kanan jalan yang berbeda dengan dengan negara kita. Surprise karena posisi sopir juga di kanan mobil. Kami membayangkan betapa berbahayanya ketika menyalip melalui sebelah kiri, tentu saja pandangan sopir akan sedikit terganggu.

Dalam bus, kami melihat pemandangan bapak - bapak bersarung. Hmmm... mungkin pulang dari mana gitu... Dan ternyata, semua laki - laki disana memang masih umum menggunakan sarung di manapun dan kapanpun. Dari pertunjukan Moustache Brothers, kami mengetahui bahwa panjang sarung dan cara melilitkan sarung di pinggang itu berbeda - beda, ada untuk Raja, Pangeran, Rakyat dan Wanita..

Selain Sarung, kebiasan kuno yang masih terlihat dimana - mana adalah menyirih.. Lihat saja dipinggir jalan, pedagang sirih lebih banyak daripada pedagang gorengan. Kebiasan meludah sembarangan membuat beberapa area penuh dengan warna merah sirih.. Untungnya, di berbagai tempat disediakan galon air minum gratis yang selalu terisi air, meski gelas seng nya hanya satu untuk sejuta umat. Xixxixixi...

Untuk jaringan selular, sejak berangkat kami sudah tahu dan pasrah bahwa kami tidak bisa mendapatkan network untuk internet dan wifi. Kartu yang di terima disana hanya Telkomsel, itupun hanya bisa nerima, untuk outgoing ya nihil... Mau beli perdana, mahal euyy, sekitar 20 USD an belum termasuk pulsa. Belum lagi, mencari konter disana seperti mencari tumpukan jarum dalam jerami.. Jarangg.... Eh, tapi saya sempat lihat billboard iklan ipad 3.. Kebayang yang beli pasti bener - bener butuh, bukan untuk gaya - gayaan...

Selain konter selular yang jarang, peluang bisnis yang menjanjikan adalah money changer. Bayangkan, kami menukar dollar selalu di penginapan.. Beberapa pedagang maupun sopir bisa menjadi calo penukaran, tapi ratenya terjungkal bebas.. Tiap kawasan pun beda rate, di Mandalay kapi mendapat 800 Kyat/Dollar. Sedangkan di Bagan dan Yangoon kami hanya mendapat 770 dan 790 Kyat/Dollar. Nilai itupun untuk pecahan 100 USD, pecahan kecil akan mendapat rate yang lebih rendah..

Di tengah cuaca yang panas, orang Burmese baik pria dan wanita selallu nampak menggunakan bedak dingin. Awalnya saya pikir terbuat dari tepung beras seperti disini, ternyata eh ternyata berasal dari kulit kayu Thanaka.. Fungsinya selain melindungi dari terik panas adalah untuk memperhalus kulit.. Sayang, saya tidak mencoba sendiri pipi hasil perawatan Thanaka ini.. Takut digampar.. Ha3x.. Tapi, iklan produk kecantikan modern juga meraja lela, salah satunya Laudya Cinthya Bella yang banyak terpampang di Mandalay..

End... 

Dalam segudang keterbatannnya, Myanmar menyimpan sejuta pesona yang belum terasah. Jika  pemilihan umum kemarin dan nanti mampu memilih pemimpin yang benar - benar berjuang untuk negaranya, saya yakin negara ini akan mampu menjadi kekuatan besar dalam pariwisata Asia Tenggara. Semoga Indonesia juga...

Where we go we don't need roads, Where we stop nobody knows....
Continued : Mandalay, Bagan, Yangoon
Read More »»»