Sunday, April 28, 2013

Smart Traveler

Jadi seorang pelancong memang harus smart (khususnya untuk kaum pekerja dengan waktu dan dana terbatas). Kita senantiasa harus memutar otak untuk urusan standar semacam menentukan akomodasi, menyusun itenerary,  atau mengurus visa. Termasuk dipusingkan dengan urusan tetek bengek yang tidak bisa disepelekan. Mencari cara untuk memuluskan cuti, mempersiapkan barang bawaan, menukarkan uang, dan sebagainya.. Ribet kan ? (murah kok minta enak.. Ha3x..)

Banyak pertanyaan dan kekhawatiran seringkali muncul ketika mempersiapkan sebuah trip. Gimana sih caranya dapat tiket murah? Bisa gak sih booking hotel tidak harus bayar dahulu ? Atau amankah pergi sendirian ke Eropa? Gimana sih kalo pengen kenalan sama orang lokal? Nah, untuk kita para backpacker pemula (salah satunya saya) atau pejalan yang maunya murah namun males repot (saya anggotanya), berikut ada beberapa situs yang layak dijadikan panduan (catatan: saya sudah menggunakan. trust me, it works..)

1. SKYSCANNER (www.skyscanner.com)

Situs besutan Gareth Williams ini berani menyebut dirinya sebagai global travel searching machine terkemuka di dunia. Cukup masukkan kota keberangkatan, kota tujuan dan tanggal penerbangan, kita akan mendapatkan seluruh penerbangan yang mungkin. Pilihan jam, maskapai, dan jenis penerbangan (direct/transit) akan disajikan secara lengkap. Nah, silahkan tentukan saja sesuai kebutuhan, dana, dan rute yang ingin dilalui.

Tidak hanya menyediakan perbandingan online seketika untuk penerbangan di lebih dari seribu maskapai penerbangan, Skyscanner juga menyediakan penyewaan mobil, hotel, paket liburan, dan asuransi perjalanan. Baca selengkapnya tentang kisah Skyscanner di sini.

Kelebihan lain, situs ini mampu menghubungkan kita ke maskapai penerbangan atau biro travel online (expedia, tripsta, ebookers, tiket.com) untuk melakukan pemesanan secara langsung. Saran saya, silahkan cek melalui website resmi maskapai untuk membandingkan mana yang paling hemat. Selain itu,cermatlah melihat perbandingan fasilitas yang di dapat selama penerbangan, seperti check-in bagage dan inflight meal. Satu kelemahan yang saya temukan di situs ini adalah tidak mampu menampilkan great sale early bird yang sedang diadakan oleh suatu airlines.

2. HOSTELWORLD (www.hostelworld.com)

Hostelworld cocok untuk kita (saya khususnya) yang seringt bingung mencari penginapan murah.  Mengusung tagline "Home to the world's greates Hostels & B&Bs", situs ini mempunyai chanel ke 35,000 penginapan di 180 negara. Saya sangat merekomendasikan situs ini karena kita hanya perlu membayar 10% deposit saat booking, sisanya akan kita bayar cash saat check-in. Amankah ? Hostelworld menjamin booking guarantee 100%, mereka menjanjikan ganti rugi sebesar 50 USD jika ada masalah terjadi (alhamdulillah tidak mengalami). Bagaimana dengan perubahan atau pembatalan pesanan ? Cukup mudah, kita hanya perlu mengirim email konfrimasi ke hostel yang bersangkutan. Prinsipnya, hostelworld hanya menjamin ketersediaan kamar anda, selebihnya silahkan berkomunikasi langsung dengan pihak hostel.

Namun, harus diingat mengenai cancelation policy nya. Kita harus mengirim perubahan atau pembatalan minimal dua hari sebelum kedatangan. Apabila tidak datang atau tanpa konfirmasi, hostel akan memberlakukan charge 1 malam ke kartu kredit (seperti yang saya alami). Sejauh ini, perubahan jadwal atau pembatalan yang saya lakuan di hostel Darwin, Singapore, dan Rome selalu berhasil dengan aman sentosa.

Satu kekurangan, situs ini memberlakukan service charge sebesar 2 USD/booking. Saran saya, jika berencana melakukan banyak pemesanan, lebih baik mendaftar sebagai Gold Member. Dengan 10 USD, kita akan terbebas dari biaya booking selama satu tahun penuh. Nah, silahkan sesuaikan dengan rencana pemakaian.

3. COUCHSURFING (www.couchsurfing.org)

Bagaimana agar tidak merasa bosan dan kesepian saat solo-traveling yang cukup lama? Nah, couchsurfing ini jawabannya. Awalnya, saya mengenal CS (sebutan populer couchsurfing) hanya sebagai media untuk mencari tumpangan menginap gratis. Lebih dari itu, sang CS-founder Casey Fenton mendirikan situs ini dengan filosofi mulia sebagai  non-profit organization yang memungkinkan sesama traveler untuk menjamu tamu (hosting) dan menjadi tamu (surfing). Selain membantu, interaksi antara host dan surfer akan mendorong pemahaman budaya sehingga dapat menumbuhkan sikap toleransi.

Dalam perkembangannya, CS berubah menjadi organisasi dengan nama B Corporation. Hal ini terjadi karena usaha sang pendiri selama bertahun - tahun untuk menjadikan CS sebagai organisasi non-profit di US mengalami kegagalan. Pemerintah menganggap kegiatan hosting dan surfing bukan termasuk charitable activites. Meski banyak anggota generasi awal yang merasa kecewa, CS malah menjadi semakin populer. Satu hal yang menenangkan, situs ini menjamin bahwa keanggotaan kita akan selamanya bersifat free. Kita hanya perlu mengeluarkan biaya untuk verifikasi data (nama asli dan alamat tinggal) sebesar 10 USD.



Bagi sebagian orang (Indonesia terutama), menginap di rumah orang yang belum kita kenal akan terasa aneh dan menyeramkan. Maka, cerdaslah dalam memilih host (mengirim undangan atau menerima undangan orang). Bacalah profil calon host secara detail, termasuk referensi dari surfer yang menginap disana sebelumnya. Bagaimana dalam memilah permintaan menginap dari surfer? Pastikan bahwa kita telah menulis profil kita secara lengkap. Khususnya mengenai fasilitas yang akan kita berikan (room, bed, etc), jenis kelamin yang bisa kita terima (prefered gender), jumlah yang dapat kita tampung (max no. of surfer), dan aturan yang musti dipatuhi (apakah diijinkan  membawa animals, children, smoke, drink alcohol, etc). Jangan segan menulis aturan tambahan yang kita inginkan, misalkan tidak menerima pasangan yang belum menikah, dsb.

Meski bersifat gratis, tidak ada salahnya kita membawakan oleh - oleh untuk host. Silahkan cari tau apa yang dia suka dari profilnya. Apabila tidak ada, bawakan barang unit dan etnik dari negara kita. Itung - itung sebagai promosi pariwisata kita.. 
-----------------------------------------

Travel booming memicu munculnya berbagai situs dengan menyediakan berbagai layanan yang memudahkan kita . Be a smart traveler..
Read More »»»

Sunday, April 21, 2013

Cambodia: Kingdom of Wonder

Setelah sehari sebelumnya di buat pontang - panting dengan urusan Tesis yang sudah batas akhir pengumpulan dan Raker Perusahaan, akhirnya Selasa siang, 22 Januari ini saya duduk manis di LCCT, Kuala Lumpur. Sembari duduk santai, saya memeriksa backpack dan tas slempang. Seperti dugaan, ada barang yang ketinggalan. Kali ini, karena terburu - buru naik taxi menuju Juanda, topi, payung, dan print peta belum masuk dalam barang bawaan. 

Biar ndak bad mood, saya mulai pasang ipod kesayangan dan memutar lagu Jetlag. #apa hubungannya coba. Tidak berapa lama, kawan saya dari Medan muncul. Yup, perjalanan kali ini saya tidak seorang diri.. Bang Ferry inilah sang inisiator Road to Cambodia kali ini. Sayangnya, Mpok Alvie, sang bendahara Trip ke Myanmar sebelumnya tidak bisa ikut.. #salah sendiri cuti diabisin LOL.. 

Pnom Penh

Begitu mendarat di Pnom Penh International Airport, kamu celingak celinguk mencari informasi transportasi menuju kota. Karena cukup mahal, kami mencoba mencari traveler lain yang mau diajak sharing biaya taxi. Setelah di tolak oleh rombongan bule (ya iyalah, rombongan kok diajak sharing), kami malah asyik nuker USD ke Cambodian Real dan tergoda membeli sim card local. Dari salah satu counter travel, kami disarankan naik shuttle bus Nagaworld yang tentu saja gratis. Tips: naik saja, meski bukan tamu mereka ndak perlu sungkan atau takut... Ha3x..

Saksi Kekejaman S21 Prison
Setelah shuttle bus 3/4 melaju pelan di jalanan lebar nan lengang, saya mengirim sms ke host kami di kota ini. Malang tak dapat ditolak, untung tak dapat diraih. Host kami ternyata bekerja di kompleks hiburan ini. Calvin, host kami, adalah orang Singapore yang baru 4 bulan bekerja sebagai event promotion. Dari kantornya, dia mendapat fasilitas apartemen type studio yang nyaman. Dan, kami berdua adalah surfer (istilah tamu di couchsurfing) pertamanya.. Lucky us..

Jalanan kota di sore yang cerah itu cukup lengang dan nyaman.Mobil tidak terlalu banyak, sepeda motor yang lebih dominan, namun tak separah Surabaya. Kendaraan umum yang nampak ada bus dan tuk - tuk. Meskipun sebutannya sama, kendaraan ini berbeda dengan di Thailand. Tempat duduk penumpang sama, namun bagian depan untuk driver adalah sepeda motor.Sayangnya, kondisi mulus hanya ada di jalanan utama. Beberapa jalanan yang lebih kecil nampak berlubang dan menimbulkan debu bertebaran dalam kondisi kering saat itu.

Cambodian Tuk - Tuk
Dari rekomendasi host, kami memutuskan untuk melakukan city tour dengan menyewa tuk - tuk dengan harga 15 dollar/ 6 jam. Setelah berdiskusi dengan driver, kami memilih rute Tuol Seng Musseum, Killing Field, Central Market, Russian Market, dan terakhir di Grand Palace.

Tuol Seng atau G21 Prison adalah bekas penjara Khmer Merah, tempat dimana sekitar 14,000 - 20,000 orang meregang nyawa. Pengunjung dijamin ngeri menyaksikan segala dokumentasi kekejaman itu, baik melalui foto di dinding, pemutaran video, maupun properti yang tersisa. Selain tempat ladang pembantaian, tempat ini menjadi lokasi tahanan sementara sebelum dikirim ke Killing Field. Konon, killing field pada masa itu cukup banyak, umumnnya di tengah hutan. Saat ini, salah satunya menjadi obyek wisata yang ditata cukup baik dan dilengkapi dengan museum.

Poipet

Dalam perjalanan ke Siem Reap, pimpinan tour (rombongan 2 orang saja) mengusulkan untuk mampir di Poipet, sebuah kota di perbatasan dengan Thailand. Setelah 7 jam perjalanan, kami tiba di kota ini pukul 8 pagi. 

Antrian Mencari Penghidupan di Negeri Orang
Karena waktu yang terbatas, kami segera meluncur ke area perbatasan. Tentu saja untuk melihat deretan kasino mulai yang sederhana maupun mewah. Kami memasuki salah satu casino, bukan untuk ikut bertaruh melainkan untuk ke toilet dan ngadem.. Ha3x.. Dewi fortuna memang bersama kami, di kasino kedua kami boleh mengambil makanan dan minuman gratis.. #dasar kere

Bagi saya, bukan kasinonya yang menarik, melainkan kawasan perbatasan itu sendiri. Di garis batas semacam ini, kita tidak akan hanya melihat dua wilayah negara dan kebudayaan yang berbeda. Lebih dari itu, perbatasan darat menunjukkan dua nasib kehidupan yang berbeda. Lihat saja, kawasan perbatasan ini pasti akan dijaga ketat untuk mencegah adanya imigran gelap yang hanya berusaha untuk mencari kehidupan lebih baik di negara tetangga.

Siem Reap

Sebuah perjalanan pasti menemukan klimaksnya. Layaknya Columbus yang menginjakkan kaki di Amerika, kelegaan semacam itu kami rasakan ketika berhasil menemukan pohon yang jadi lokasi syuting Tante Angelina Jolie. 

Padahal, kompleks candi terbesar di dunia ini memiliki banyak pesona lain. Bagi penyuka bangunan tua atau fotografi, tempat ini akan menjadi oase di gurun pasir. Menurut saya pribadi, kompleks Angkor Wat ini masih memerlukan banyak renovasi untuk mengembalikan kejayaannya yang sempat hilang dan terkubur tanah. Namun, kita juga berharap agar kesederhaan masa lalu - nya tidak hilang karena komersialisasi industri pariwisata yang tidak dapat terhindarkan.

View from Top of Baphuon
Siem Reap memang destinasi wisata yang layak difavoritkan. Selain Angkor Wat, pasar wisata disini cukup layak dikunjungi. Sayangnya, kami hanya sempat mengunjungi Old Market dan Night Market. Kami terpaksa membatalkan rencana ke Central Market karena memilih mendaki bukit untuk menuju Phnom Bakeng. Keputusan kami memang tepat, menghabiskan senja bersama ratusan wisatawan lain yang menanti matahari terbenam di atas puncak candi ini terasa sejuk dan romanstis. #yang jomblo gigit jari.. Ha3x..

Malam terakhir di Cambodia, kami lalui dengan berkumpul bersama host kami dan keluarganya. Sokhom, seorang pria lokal yang berprofesi sebagai guru bercerita mengenai sejarah kelam negaranya di bawah panji Khmer Merah. Ah, dimana  - mana pertarungan antar gajah hanya menyebabkan pelanduk yang menderita dan mati di tengah - tengah..
 -----------------------------------------------------------------------------------------

Sognamo un mondo senza piu violenza, un mondo di giustizia e di speranza
Ognuno dia la mano al suo vicino, Simbolo di pace, di fraternita

We dream a world without violence, a world of justice and faith.
Everyone gives the hand to his neighbours, Symbol of peace, of fraternity


(The Prayer, Celine Dion ft. Andrea Bocelli)
Read More »»»