Sunday, December 18, 2016

Mengejar "Halal Food" di Skandinavia

Mendengar kata Skandinavia, dalam benak saya yang terbayang adalah Bangsa Viking & kawasan yang dingin. Tidak salah memang, tapi lebih tepatnya sebutan ini mengacu kepada kawasan di Eropa bagian Utara. Saat ini, Skandinavia terdiri dari lima negara Denmark, Norwegia, Swedia, Finlandia, dan Islandia. Sedangkan Viking sendiri adalah salah satu bangsa yang mendiami kawasan ini dan terkenal sebagai bangsa pelaut, pedagang, dan perompak dengan bentuk kapalnya yang khas.

-------------------------------------------------------------
Awal 2015, saya mendapat tugas kantor ke Copenhagen dan menyempatkan diri untuk keliling di beberapa kota di Denmark & Swedia. Nah, ini beberapa catatan menarik saya:

Kerajaan yang Mahal

Menikmati Sunrise Kobenhavn
Meskipun telah tergabung dalam Uni Eropa, Euro tidak digunakan sebagai mata uang tunggal. Dalam bertransaksi, mereka lebih banyak menggunakan Danish Krone (DKK). Semua harga yang tertera di minimarket, restaurant, dan Stasiun MRT adalah dalam DKK.

Meskipun begitu, kita tetap dapat menggunakan Euro sebagai alat pembayaran di beberapa local restaurant dan stasiun MRT. Nilai tukar yang mereka gunakan adalah  1 EUR = 7 DKK. Namun, sebagian besar minimarket dan kedai franchise hanya menerima DKK. Tips saya, tukarkan EUR sesuai kebutuhan. Pilihlah money changer yang di dekat area backpacker atau pasar, jangan menukarkan di stasiun dan bandara. Atau, jika anda memborong di satu tenant, gunakan saja credit card. Mudah..

Mengenai harga, negara kerajaan ini adalah salah yang termahal di Eropa. Sebagai gambaran, satu paket ayam goreng KFC yang berisi 2 potong ayam dan salad dihargai 89 DKK (Rp. 166 ribu). Hiks, hampir 4 kali lipat dibandingkan negara kita. Bahkan, kita harus menambahkan beberapa sen untuk untuk meminta saus tomat. Dari pengalaman saya, ini lebih mahal dibandingkan dengan Perancis dan Singapore. Dua negara yang menurut saya sangat mahal.

Selidik punya selidik, penganut monarki konsitusional ini adalah salah satu negara dengan pendapatan perkapita tertinggi di dunia. Tak aneh memang, karena Denmark juga memuncaki peringkat negara dengan Indeks Persepsi Korupsi terbaik. Survei juga mengatakan bahwa negeri Ratu Margrethe II ini adalah "tempat yang paling menyenangkan di dunia", dipandang dari standar kesehatan, kesejahteraan, dan pendidikan. Kajian lain juga menempatkan Denmark menduduki posisi negara paling damai kedua di dunia. Iriii.....

Kawasan tanpa Batas

Source: https://www.brilio.net
Aktivitas kehidupan penduduk Skandinavia memang seolah tak mengenal batas negara. Seseorang bisa saja menetap dan bekerja di negara yang berbeda. Selain karena jarak yang tidak terlampau jauh, konektivitas transportasi di kawasan ini adalah salah satu yang terbaik. 
 
Kami hanya perlu naik kereta dari Kobenhavn Central untuk mengunjungi Malmo yang berada di negara Swedia.  Hanya perlu naik ferry untuk berpindah dari Helsingor (Denmark) ke Henlsingborg (Swedia). Lama perjalanan untuk kedua migrasi ini pun tidak lebih dari satu jam saja. Bahkan, mereka pun dapat berpindah negara hanya untuk mencari kebutuhan sehari - hari. Mantab, mungkin inilah ketika batas antar negara hanya berada di atas kertas.
 
Jika diperhatikan, bendera nasional negara Skandinavia ini hampir sama. Perbedaan hanya pada warna dasar dan warna palangnya. Dalam sejarahnya, Denmark adalah yang pertama kali menggunakan bendera dengan corak warna merah dan putih. Sebenarnya, selain kelima negera tersebut, ada dua wilayah otonomi Denmark yang membentuk pemerintahan sendiri, Kepulauan Faroe dan Greenland.

Selain bendera yang seragam, bahasa - bahasa di Skandinavia juga sangat berkaitan dan kebanyakan bisa saling memahami satu sama lain. Sebaliknya, nilai mata uang mereka yang tidak sama. Jika 1 EUR = 7 DKK, maka nilai tukar 1 EUR = 9 SEK (Swedish Krona). Harga barang dan makanan di Swedia jauh lebih murah daripada di Denmark. Mungkin hal ini disebabkan dengan tingkat perekonomian masing - masing.
 
Berkunjung ke KBRI Copenhagen
Hubungan diplomatik Indonesia dengan negara Skandinavia dilakukan dengan penempatan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di masing - masing negara.  Mengingat banyaknya negara - negara kecil di sekitar kawawan ini, satu KBRI merangkat untuk negara kecil lain di luar Skandinavia. 
 
Kami yang berkunjung ke KBRI Copenhagen, baru mengetahui jika kantor kedutaan ini merangkap untuk Denmark dan Lithuania.  Hal ini tidak berbeda dengan KBRI lain di Skandinavia: KBRI Helsinki untuk Finlandia dan Estonia, KBRI Oslo untuk Norwegia & Islandia, KBRI Stockholm untuk Swedia dan Latvia. Bingungnya, bagaimana penerapan peraturan yang mengharuskan setiap Warga Negara Indonesia yang berkunjung ke negara lain untuk jangka tertentu harus melaporkan ke KBRI ? Kalau untuk keperluan dinas mungkin tidak menjadi masalah, tapi untuk backpacker tentu tidak mudah.

Beburu Makanan Halal

Seperti sebagian besar kawasan Eropa Barat, negeri yang terkenal dengan patung "Little Mermaid" ini memiliki penduduk yang multikultural. Menurut wikipedia, 10% populasi Denmark adalah imigran dari Eropa, Asia, dan Afrika. Hal ini dapat terlihat dari keanekaragaman yang ada, salah satunya adalah rumah makan. Di sekitar area kami menginap, banyak ditemukan aneka resto yang menyajikan aneka hidangan, mulai dari hidangan lokal, makanan Italia, Perancis, China, dan Turki.

Danish Breakfast
Makanan pokok di negara ini adalah kentang, dan mereka sangat membanggakan kentang produksi lokal. Kentang Denmark berukuran lebih kecil, namun menurut mereka rasanya sangat khas dan berbeda dengan produk negara lain. Jadi kalo ditanya apa makanan khas Denmark, pasti mereka akan menjawab "Potatoes".

Mereka mengkonsumsi dan mengolah kentang dengan berbagai cara menjadi aneka masakan. Biasanya hanya disajikan dengan cara kukus, panggang atau bakar. Kentang Denmark memang memiliki rasa dan tekstur yang berbeda meski hanya  dipanggang tanpa banyak bumbu dan tidak dikupas.

Sayangnya, selain kentang, negeri Hans Cristian Andersen ini tidak memiliki produk pertanian yang lain. Bahkan untuk buah dan sayuran, mereka harus import dari negara lain. Dan itupun yang tampak hanya pisang, pir, jeruk, dan apel. Sayur juga nampak tidak beragam. Bahkan beberapa hari di kantor suplier lokal, menu makan siang hanya nampak wortel, selada, kubis ungu, dan bawang bombai.

Danish Lunch
Bagi moslem traveler, mencari makanan dengan standar "halal" tinggi memang agak susah. Menu sarapan di hotel sebagian besar adalah sereal, susu, buah, dan aneka roti dengan berbagai pilihan selai dan daging lapis.

Nah, untuk daging lapis ini silahkan berhati - hati. Meski tertulis turkey (kalkun) atau chicken (ayam), tidak ada jaminan halal. Kami mengetahui hal ini setelah berbincang dengan salah satu chef yang berasal dari Pakistan. Pilihan aman adalah dengan sereal, telur rebus, susu, dan roti tawar/manis. Satu yang menyelamatkan, bekal mie instan dan sambal sachet yang kami bawa dari Indonesia. Nikmatnya...

Untuk makan siang dan malam, carilah restoran Turki. Untuk kemudahan, sebelum berangkat sebaiknya jangan malas berselancar untuk mencatat nama dan alamat restoran yang ramah bagi muslim. Jika letaknya jauh dari rute dan ada momen yang tidak memungkinkan (seperti jamuan makan malam), silahkan memesan menu vegetarian. Meskipun tidak saya rekomendasikan, karena salah satu isi menu vegienya adalah keju lokal yang rasanya sangat tajam dan aneh, bahkan menurut penduduk lokal sekalipun.. Hahahaha...

------------------------------

Banyak hal menarik yang dapat kita explore di Kawasan Viking ini, untuk itu persiapkan perjalanan dengan baik. Selain memilih pakaian sesuai dengan musim yang tepat, mendata tempat makan halal akan membuat perjalanan anda lebih mudah dan cepat. Karena tak akan pernah cukup waktu kita untuk menikmati keindahan negara ini, jangan buang hanya dengan berputar - putar mencari makanan.. Atau, siapkan saja makan mie instan dan roti selama petualanganmu. 

(Catatan Februari 2015).
Read More »»»

Monday, December 12, 2016

Semen Indonesia, We are The CHAMPS!!!

Restrukturisasi bagi sebuah organisasi adalah sesuatu yang lumrah, apalagi didalam perusahaan yang melakukan transformasi. Struktur yang baru diharapkan mampu memenuhi kebutuhan korporasi yang melangkah menuju perubahan. 

A great corporations must have a flexible organizational structure, which can adapt to constant changes in technology and fluctuations in the market (Don Hellreigel).

----------------------------------------

Center of Engineering

Di tahun 2014, perusahaan melakukan transformasi guna menyesuaikan visi dan misi korporasi. Saat itu, lompatan besar terlihat pada penetapan visi baru perusahaan: "World Class Engineering Company". Radikal memang. Korporasi tidak lagi berfokus pada bisnis semen, tapi berupaya mencetak sumber daya manusia (SDM) unggul yang memiliki daya saing tinggi.

Engineering Team pada masa awal transformasi menuju CoE
Salah satu langkah strategis yang dilakukan dalam pemenuhan visi tersebut adalah pendirian "Semen Indonesia Center of The Champs (SICC)". Sebuah wadah yang diharapkan mampu berperan dalam membangun kompetensi Perseroan dalam melahirkan tenaga profesional di bidang persemenan, khususnya rancang - bangun (engineering).

Hal ini menjadi angin segar, khususnya bagi kami di Engineering. Kami yang awalnya hanya dianggap sebagai supporting unit, akan menjadi inti atau pusat dari pengembangan perusahaan ke depan. Sebuah keberuntungan, saya terlibat dalam banyak tahapan awal pembentukan salah satu pilar utama SICC, yaitu Center of Engineering (CoE).

Pada tahap awal, dibantu dengan konsultan kami melakukan identifikasi/mapping sumber daya engineering saat ini (as is assessment), pembentukan struktur organisasi baru, dan penetapan objective dari setiap unit yang dibentuk. Tahapan ini berjalan relatif mudah. Namun, permasalahan muncul saat implementasi, banyak hal yang harus disesuaikan dan dilengkapi. 

Tantangan besar lainnya, kami harus mampu menyusun road map dan strategic initiative jangka panjang, yang dilanjutkan dengan penetapan rencana langkah kerja yang diperlukan untuk jangka pendek. Semua itu harus dilakukan dengan cepat, mengingat tenggat waktu yang diberikan sangat terbatas. Saat inilah, semua ilmu S2 saya, khususnya dalam managemen strategis dan SDM benar - benar bermanfaat dan diuji. Hahaha...

Menyesal saya dulu tidak mempelajari secara mendalam setiap contoh kasus yang diberikan. Saya terpaksa harus mempelajari ulang banyak literatur dan best practice sejenis di perusahaan lain. Karena sumber yang ada kami rasa masih kurang, akhirnya tim  melakukan study banding (benchmarking) ke PT Rekayasa Industri.

The Champs Was Born

Sebagai sebuah wadah baru, kelengkapan organisasi menjadi sesuatu yang harus dipersiapkan. Masalah utamanya, waktu yang terbatas. Bertepatan dengan perayaan 1 tahun pembentukan strategic holding Semen Indonesia, CoE akan diperkenalkan terlebih dahulu pada 7 Januari 2014. Mendahului launching resmi SICC yang akan dilaksanakan berikutnya. Pada saat itu, CoE masih berupa embrio dimana kelengkapan organisasi belum lengkap.

Satu persatu kelengkapan organisasi ini mulai diisi. Pemenuhan personel awal dilakukan pada April 2014 melalui gerbong mutasi dan promosi, dimana saya menjadi salah satu penumpangnya. Hehehe... Kehadiran personel ini diharapkan mampu melakukan speed-up terhadap pemenuhan kelengkapan organisasi menjelang launching.

Launching SICC di Balai Kartini, Jakarta
Saya yang banyak terlibat sejak awal dalam pembentukan, mendapat kepercayaan membuat semua materi branding CoE. Pembuatan logo, penyusunan profile, pemenuhan materi pameran, dan desain merchandise. Seuatu yang menantang, mengingat tugas ini diluar akvitas pekerjaan biasanya dan segala sesuatu tentang CoE masih "misterius".

Alhamdulillah, dengan dibantu kerja keras serta kreatifitas tim desain dan multimedia, semua materi yang diperlukan untuk launching dapat selesai tepat waktu. Bahkan saya dipercaya untuk membantu penyusunan materi branding dan pameran untuk SICC, dan beberapa center yang lain.

Puncaknya, SICC di launching secara resmi pada 28 Agustus 2014 di Balai Kartini, Jakarta. Perasaan lega dan banyak ucapan syukur, saya dapat terlibat dalam sebuah milestone penting perusahaan milik bangsa ini. Bahkan ketika saya tidak lagi di CoE, kesempatan tersebut menajadi pengalaman berharga bagi karir  saya di Komunikasi Perusahaan saat ini
-----------------------------------------

Salah satu semangat yang di usung korporasi dalam kelahiran CoE adalah untuk menjawab pertanyaan berikut: "Kenapa  kita selalu menggunakan teknologi dari negara lain? Kenapa kita tidak berupaya untuk menguasai teknologi tersebut sehingga mempu mengelola kekayaan bangsa ini secara mandiri?" Sebuah cita-cita besar, namun jika semua komponen mau berupaya dan bekerja keras, hal ini bukan sesuatu yang mustahil. Kalau bukan kita, siapa lagi? Kalau bukan sekarang, kapan lagi?

Indonesia BISA....


--------------------------

We don't grow when things are easy, We grow when we face challenges (Anonim)

(Agustus, 2014)

Read More »»»

Tuesday, December 06, 2016

Kedinginan Nonton Konser Psy, Big Bang & 2NE1 di Seoul

Korea Selatan tidak hanya menginvasi dunia melalui teknologi saja, negeri ini telah menyebar virus budaya ke seluruh dunia. Tahun 2012 lalu, goyang "Gangnam Style" mewabah tidak hanya di kalangan masyarakat umum, tapi telah menjangkiti para selebritis  papan atas dunia. Apalagi di Indonesia, boyband dan girlband Korea telah menginspirasi munculnya produk tiruan sejenis. Korean Pop telah melanda dunia. Meskipun sekarang sudah tidak separah 2013 lalu, tapi DraKor (drama korea) masih merajai tontotan pula.

-------------

Kedinginan di Musim Gugur

Sebelum menggigil di Petite France
Saya mengawali traveling di Korea Selatan dengan mengunjungi Seoul pada pertengahan Oktober 2014. Menurut situs perjalanan, ibukota ini seharusnya berada pada musim gugur dengan suhu berkisar belasan derajat celcius. Faktanya, tiga hari disini saya merasakan fluktuasi suhu berkisar 5 - 15C (menurut temperatur alami, alias penyesuaian tubuh).

Pada pagi hari, suhu relatif nyaman namun membikin saya posesif dengan kasur. Di siang hari, sinar matahari membuat kita bisa menikmati perjalanan hanya dengan mengenakan kemeja lengan panjang. Namun, di malam hari, kami merasakan sensasi kedinginan yang sangat menyiksa tubuh.

Hal ini saya rasakan saat menunggu bus dari Petite France menuju stasiun kereta untuk kembali ke Hostel. Parahnya, saya hanya memakai jaket gunung karena pada hari sebelumnya suhu tidak ekstrim. Mungkin ditambah efek kami yang kelaparan karena belum menemukan tempat makan yang rekomen di kantong dan pastinya halal. Tapi jangan khawatir, kota ini menyediakan produk fashion untuk penunjang penampilan dan pengusir dingin yang lengkap, dan ramah kantong backpacker. 

Konser K-Pop Gratis

Datang ke Korea, belum lengkap jika tidak menonton konser K-Pop. Alhamdulillah, saya berkesempatan menghadiri konser bintang K-Pop ternama: Psy, Bingbang, dan 2NE1 secara GRATIS!!!

Tiket gratis ini saya dapatkan dari rekan perjalanan saya yang berangkat dua hari sebelumnya. Ceritanya, dia yang penggila K-Pop ini datang ke suatu pameran budaya. Di salah satu stand, ada yang membangikan tiket gratis konser K-Pop bagi wisatawan asing yang tertarik dengan budaya baru ini. Terlihat bahwa pelaku wisata di Korea sangat masif mempromosikan industri musik ini. Langsung saja teman saya mengambil dua buah tiket gratis.

K-Pop Style
Saya sebenarnya tidak terlalu berminat dengan menyaksikan konser, namun kalo gratis kenapa harus ditolak. Bahkan, kami datang ke Lotte FITIN 1 jam sebelum pertunjukan, karena takut gak kebagian tempat.

Sebelum acara dimulai, setiap pengunjung masuk kesebuah studio kecil untuk diminta bergaya dengan beberapa pose.. Cekrek - cekrek... Entahlah, kami ikutan saja, tak tahu untuk apa.

Setelah semua penonton masuk, saya mulai curiga kok sedikit sekali. Jangan - jangan ini konser lagu mereka yang dinyanyikan oleh  oleh penyanyi lain. Ato malah pertunjukan lipsync ala drag queen.. Hmmmm... Gak mungkin lah sekelah Psy mau nyanyi tiap malam dengan penonton tidak lebih banyak dari penonton bioskop saat premiere film ternama..

Begitu dimulai, saya semakin penasaran.. Dan puncaknya, yapp Psy muncul beneran di panggung. Hebatttttt.... Dengan menyanyikan beberapa lagunya diiringi oleh beberapa dancer. Jujur, saya hanya tahu lagu Gangnam Style... Begitu interaksi dengan penonton, kami baru sadar... Psy yang muncul hanya berupa hologram.... Hahahhaha...

Foto Bareng 2NE1

Meski konser hologram, K-Pop Concert ini sangat menarik bagi saya. Penataan panggung yang optimal mampu menghasilkan efek 3D hologram yang menimbulkann ilusi mata. Didukung oleh aktor dan aktris yang berinteraksi dengan hologram memberikan kesan hidup dan nyata. Di tengah pertunjukan, efek dry ice dan semprotan embun air makin membuat penonton serasa berada dalam konser asli.

Adanya beberapa gimmick dari artis pendukung membuat penonton semakin terbius suasana konser. Salah satunya adalah undian gratis untuk berfoto bersama sang artis. Nah, disini saya baru tahu kenapa kami diminta memasuki ruangan untuk foto dengan aneka pose.. Foto - foto penonton inilah yang diundi acak untuk mendapatkan hadiah photo box gratis bersama salah satu artis. Rejeki kami, saya mendapatkan foto gratis bersama 2NE1 dan teman saya foto gratis dengan Bigbang. Meskipun sedikit malu melihat foto saya yang ditambahkan poni muncul di layar besar yang dilihat pengunjung..

Sekali lagi, artis yang diajak berfoto adalah dalam bentuk hologram.

 -----------------------------------

Selain budaya K-Pop, keindahan kota Seoul dan Busan dalam beberapa drama televisi menarik minat saya untuk mengunjungi. Tak hanya itu, saya adalah pemakai produk elektronik negeri ini, hampir semua home equipmet saya merupakan besutan negeri ini. Otomatis, negeri gingseng ini telah masuk dalam wishlist saya sejak 2012.

Satu kenangan indah lainnya adalah perjuangan mendapatkan visa Korea Selatan. Saya  yang mempercayakan pengurusan visa ke travel agent masih harus kerepotan karena adanya aliran dana  kegiatan perusahaan yang cukup besar ke rekening saya. Saya diminta datang menjalani interview ke Kedutaan di Jakarta. Akhirnya, saya harus mengorbankan cuti dan uang tiket tambahan. Setelah 1 jam mengantri, saya ternyata tidak perlu interview karena semua klarifikasi sudah lengkap dan visa saya sudah di approve. Antara senang dan sedih.

(Oktober 2014)
Read More »»»