Makasar ? Kota yang dulunya bernama Ujung Pandang ini selalu saya identikkan dengan Sultan Hasanudin dengan Kerajaan Gowa-nya. Di SD dulu, replika gambar nya terpasang gagah di tembok kelas dengan sebilah badiknya, bersandang dengan Teuku Umar, Cut Nyak Dien, RA Kartini, Kapiten Pattimura. Sisingamangaraja, dan Pangeran Diponegoro. Karena keberanian dan perlawanannya, oleh para meneer Belanda, beliau dijuluki "Ayam Jantan Dari Timur..
Sudah lama saya menantikan kesempatan gratis dari kantor untuk mengunjungi bumi yang dulu diperjuangkan oleh beliau ini, tapi belum berjodoh.. Ha3x.. Alhamdulillah, akhirnya akhir April kemaren saya berhasil kesana dengan biaya sendiri... :p Let's to the journey..
Kapan Kunjungan Terbaik Kesana ?
Pertanyaan susah. Kunjungan tepat pastinya adalah di luar musim hujan. Nah, musim sendiri sekarang sudah tidak bisa diprediksi. Pelajaran SD dulu menyatakan bahwa angin muson barat yang bertiup dari Asia menuju Australia pada periode Oktober - April adalah pembawa hujan. Alhamdulillah, Allah memberikan rahmat dan peringatan-Nya dengan memberikan hujan sepanjang tahun...
Penentuan waktu kunjungan bisa disesuaikan dengan jadwal beberapa cara besar di daerah lain sekitar Makasar, seperti Festival Phinisi di Tanjung bira (Kab. Bulukumba) dan Festival Toraja di Toraja Utara. Untuk alasan ini, kita harus rajin simak milis para petualang, karena entah mengapa gaungnya seringkali kurang kencang...
Atau boleh seperti saya yang menuju kesana ketika ada waktu luang dan harga tiket yang wajar. Libur Paskah lalu yang lebih beruntungnya diikuti libur kuliah adalah waktu yang pas untuk mengunjungi Makasar, tepatnya 22 - 24 April 2011.
Bagaimana cara ke Makasar ?
Silahkan sesuaikan dengan lokasi keberangkatan, dana dan waktu yang tersedia. Jika seperti saya yang dari Surabaya, tersedia beberapa maskapai yang melayani penerbangan langsung dengan fleksibilitas jadwal dan harga, maklum Makasar adalah lokasi transit untuk membelah kawasan Indonesia Timur. Maskapai yang umum adalah Garuda, Sriwijaya, Lion air, Batavia dan Citilink...
Prioritas pilihan tentunya silahkan disesuaikan dengan jadwal dan harga. Untuk keberangkatan, saya memilih Sriwijaya pada penerbangan pertama pukul 06.00 WIB. Sedangkan rute balik saya memilih Citilink jam 12.45 WITA. Total tiket sekitar 900 rb-an, terbilang murah untuk rute ini tetapi terbilang mahal dibanding ke Penang dengan Air Aisa sebelumnya... Ini kenyataannya.. Ha3x..
Susah gak Sih Akomodasi di Makasar ?
Akomodasi adalah salah satu hal yang memerlukan persiapan besar untuk traveling, terlebih lagi untuk suatu wilayah yang petunjuknya di google sedikit. Saya menyesal telah menyepelekan saran teman untuk mempersiapkan peta jalan dan menyusun itenary. Dalam pikiran saya, ah pasti ada peta yang di sediakan di bandara sana, seperti di Penang kemaren. Apalagi, saya mendapat info bahwa salah satu operator seluler menyediakan peta wisata sebagai salah satu bentuk promosinya... Duar, semua hanya fatamorgana...
Transportasi umum disini boleh dibilang hampir sama dengan Surabaya dan Bandung. Moda transportasi andalanny adalah "pete-pete" alias angkot bin bemo... Dengan rute sama persis dengan kota besar lainnya di tanah air ini, ruwet kuadrat...
Penginapan murah juga lumayan tersedia. Saya dan rekan memilih Wisma Faris yang terletak di Jl. Timah dekat Patarani Square... Fasilitas untuk kamar standar seharga 150 rb terbilang rata-rata air.. Bed ukuran 140 dilengkapi dengan AC & TV serta kamar mandi dalam seperti kos-kos an (tanpa shower dan bak mandi, bak plastik -red).. Untuk lokasi adalah relatif, taxi ke trans studio/losari 20 rb-an (15 menit) sedangkan ke bandara 80 rb (45 menit).. Enaknya, di kawasan ini mudah menemukan makanan, ada yang disamping persis atau yang 100 meter di dekat jalan raya.. Mungkin lebih enak kalo mencari penginapan di dekat Losari, bisa melakukan explore kawasan Somba Opu...
Apa yang bisa dilakukan di Makasar ??
Banyakkkk... Menikmati seluruh kota ini memerlukan waktu relatif panjang. Maklum, seperti semua kota besar di negeri ini, masalah utama adalah pada sistem transportasi yang relatif buruk. Untuk berpindah dari satu tempat ke tempat lain memerlukan waktu ekstra, apalagi jika memilih angkutan umum murah ala backpacker saya..
Untuk saya yang hanya mengalokasikan 2 hari satu malam menjelajadi kota ini, prioritas lebih diutamakan untuk mengunjungi icon dan landmark kota ini, antara lain :
# Trans Studio
Icon baru yang pada awal dilaunching cukup membuat penasaran, khususnya saya.. Taman hiburan indoor terbesar, siapa yang tidak ingin kesana.. He3x.. Langsung terbayang Ancol yang di masukkan kubah dan dilengkapi pendinginn ruangan.. Enaknya...
Kenyataannya ?? Hmmmm.... Cost sebesar Rp. 160 rb (10 rb utk tiket pass, 100 rb utk 15 wahana, 50 ribu utk 5 wahana utama) akan dinilai subyektif dan relatif... Untuk sebuah first experience, nilai ini masih saya kategorikan relevan.. Tetapi secara opportunity cost, nilai ini masih terlalu besar apabila di anggap harga dan waktu yang dihabiskan disana bisa lebih memberikan kepuasan di tempat lain.. (efek mabuk accounting)..
Kenyataan ini diperparah dengan adanya maintenance utk Dragon Tower, salah satu wahana utama. Kenapa ya pengelola tidak memberikan kompensasi untuk mereka yang telah membeli tiket all wahana utama. Secara logika, pengunjung yang membayar tambahan 50 rb pastinya ingin merasakan semua wahana utama.. Memang sudah diinfokan di awal, tapi apakah benar cara seperti ini ?
Secara umum, datang kesana akan lebih bermanfaat jika mengajak anak, keponakan atau anak - anak kecil lainnya.. Bagi yang pernah merasakan Ancol, semua wahana terasa seperti KW 1. Dalam arti, tingkat adrenaline dan hiburannya masih perlu ditingkatkan. Mungkin dengan pengemasan dan penyalian lain yang lebih pantas dan menarik.. Bahkan arena Jelajah yang saya ekpektasikan semenarik tayangannya di TV, tak lebih hanya seperti derivatif dari Niagaragara nya Dufan... Ekspektasi yang terlalu berlebihan akan mendatangkan kekecewaan, sehingga lebih baik mengharapakan secara wajar..
Namun, kita harus mengakui kelebihannya juga.. Konsep taman indoor ini cukup mengejutkan.. Terlebih keberanian memilih Makasar sebagai letaknya.. Salutt... Salut.. Mari kita melakukan penmbangunan secara merata, termasuk juga pariwisatanya... Thumb up..
Tips :
- pertunjukan teater drama hanya dilakukan pukul 14.00 WITA.
- ada shuttle bus gratis dari dan ke sini tiap 15 menit, dan yang penting bisa menuju Losari..
# Pantai Losari
Sayang, saat menginjakkan kaki kesini, mendung dan gerimis menyelimuti.. Padahal, sore hari itu adalah saat yang tepat untuk menantikan sunset... Konon, pantai inilah satu-satunya kawasan yang horizonnya mampu menampilkan sunset secara penuh... Ah, saya harus kesana lagi...
Dalam kondisi ini, rencana saya untuk menyeberang ke pulau kecil di sekitarnya juga berantakan.. Terlalu beresiko ah.. Dari google, saya menemukan rekomendasi pulau yang layak dikunjungi.. Samalona dan Kapoposang.. Menuju samalona memerlukan waktu 45 menit, sedangkan ke Kapoposang (Bulan Sabit) sekitar 1 jam.. Tuh kan, memang lain kali saya harus kembali ke Losari...
Tak patah aral, saya menikmati suasana Losari dengan memanjakan perut.. Xixixixix. Persis di depannya ada Jalan Datu Musen yang merupakan Kawasan Kuliner Khas Makasar.. Alhasil, pisang epe, palu bassa dan Mie Titi meluncur melalui kerongkongan menuju lambung saya.. Amboii, kenyangnyo....
# Monumen Mandala
Sumpah mati, saya baru teringat bangunan bersejarah ini ketika melintasi di depannya... Bagaimana mungkin dalam catatan blogger tidak ada yang menyebutkan, atau saya yang kurang membaca dengan teliti... Ternyata, nasibnya lebih parah dari Tugu Pahlawan... Padahal, bagi wilayah timur, khusunya Papua, bangunan ini merupakan bukti sejarah penting... Ah, saya jadi makin menyesal, sudah 8 tahun lebih bermobilisasi sekitar Surabaya, saya belum pernah memasuki Tugu Pahlawan.. Padahal setiap sabtu dan minggu saya selalu melewatinya... Hiks..hiks...
MOMUNEN Mandala merupakan bangunan menara yang menjulang setinggi 75 meter di pusat Kota Makassar. Di monumen ini juga terdapat berbagai macam relief dan diorama tentang perjuangan pembebasan Irian Barat. Pengunjung juga dapat menyaksikan bentangan Kota Makassar dari ketinggian.
Monumen Mandala menjulang dengan ketinggian 75 meter dari permukaan tanah. Mulai dibangun pada tahun 1994 dan selesai pada tahun 1996, untuk memperingati perjuangan rakyat indonesia dalam membebaskan Irian Barat dari tangan penjajah. Bangunan ini terdiri dari empat lantai.
Monumen Mandala terletak di Jl Jenderal Sudirman, lokasinya hany 200 meter sebelah selatan pusat Kota Makassar (Lapangan Karebosi).
Sumber : http://wisata.makassarkota.go.id
Picture : http://raddien.blogspot.com/2011/03/monumen-mandala-pembebasan-irian-barat.html
-----------
Flashpacking kali ini semakin menunjukkan kualitas sistem pariwisata Indonesia. Eits, obyek wisatanya tidak salah apa-apa, terlalu indah dan belum termanfaatkan... Hmmm, yang salah adalah pengelolaannya, baik dari tahap promosi, pengembangan dan segala penyediaan fasilitas penunjangnya...
Buktinya ?? Silahkan browsing dengan google, dijamin pasti susah sekali menemukan cerita ataupun panduan perjalanan di kawasan Indonesia (selain Bali tentunya), tapi kalo browsing tentang Singapura, Bangkok & Thailand pasti berjibun.. Baik itu dari website resmi pemerintah, travel agent maupun catatan pribadi dalam blog..
Namun selalu ada alasan untuk jalan-jalan, tak perlu menunggu "gratis" untuk ke Makasar.. It's only about my journey, This is Makasar in My own Way..
Let's to Next Story, Bantimurung...
Kapan Kunjungan Terbaik Kesana ?
Pertanyaan susah. Kunjungan tepat pastinya adalah di luar musim hujan. Nah, musim sendiri sekarang sudah tidak bisa diprediksi. Pelajaran SD dulu menyatakan bahwa angin muson barat yang bertiup dari Asia menuju Australia pada periode Oktober - April adalah pembawa hujan. Alhamdulillah, Allah memberikan rahmat dan peringatan-Nya dengan memberikan hujan sepanjang tahun...
Penentuan waktu kunjungan bisa disesuaikan dengan jadwal beberapa cara besar di daerah lain sekitar Makasar, seperti Festival Phinisi di Tanjung bira (Kab. Bulukumba) dan Festival Toraja di Toraja Utara. Untuk alasan ini, kita harus rajin simak milis para petualang, karena entah mengapa gaungnya seringkali kurang kencang...
Atau boleh seperti saya yang menuju kesana ketika ada waktu luang dan harga tiket yang wajar. Libur Paskah lalu yang lebih beruntungnya diikuti libur kuliah adalah waktu yang pas untuk mengunjungi Makasar, tepatnya 22 - 24 April 2011.
Bagaimana cara ke Makasar ?
Silahkan sesuaikan dengan lokasi keberangkatan, dana dan waktu yang tersedia. Jika seperti saya yang dari Surabaya, tersedia beberapa maskapai yang melayani penerbangan langsung dengan fleksibilitas jadwal dan harga, maklum Makasar adalah lokasi transit untuk membelah kawasan Indonesia Timur. Maskapai yang umum adalah Garuda, Sriwijaya, Lion air, Batavia dan Citilink...
Prioritas pilihan tentunya silahkan disesuaikan dengan jadwal dan harga. Untuk keberangkatan, saya memilih Sriwijaya pada penerbangan pertama pukul 06.00 WIB. Sedangkan rute balik saya memilih Citilink jam 12.45 WITA. Total tiket sekitar 900 rb-an, terbilang murah untuk rute ini tetapi terbilang mahal dibanding ke Penang dengan Air Aisa sebelumnya... Ini kenyataannya.. Ha3x..
Susah gak Sih Akomodasi di Makasar ?
Akomodasi adalah salah satu hal yang memerlukan persiapan besar untuk traveling, terlebih lagi untuk suatu wilayah yang petunjuknya di google sedikit. Saya menyesal telah menyepelekan saran teman untuk mempersiapkan peta jalan dan menyusun itenary. Dalam pikiran saya, ah pasti ada peta yang di sediakan di bandara sana, seperti di Penang kemaren. Apalagi, saya mendapat info bahwa salah satu operator seluler menyediakan peta wisata sebagai salah satu bentuk promosinya... Duar, semua hanya fatamorgana...
Transportasi umum disini boleh dibilang hampir sama dengan Surabaya dan Bandung. Moda transportasi andalanny adalah "pete-pete" alias angkot bin bemo... Dengan rute sama persis dengan kota besar lainnya di tanah air ini, ruwet kuadrat...
Penginapan murah juga lumayan tersedia. Saya dan rekan memilih Wisma Faris yang terletak di Jl. Timah dekat Patarani Square... Fasilitas untuk kamar standar seharga 150 rb terbilang rata-rata air.. Bed ukuran 140 dilengkapi dengan AC & TV serta kamar mandi dalam seperti kos-kos an (tanpa shower dan bak mandi, bak plastik -red).. Untuk lokasi adalah relatif, taxi ke trans studio/losari 20 rb-an (15 menit) sedangkan ke bandara 80 rb (45 menit).. Enaknya, di kawasan ini mudah menemukan makanan, ada yang disamping persis atau yang 100 meter di dekat jalan raya.. Mungkin lebih enak kalo mencari penginapan di dekat Losari, bisa melakukan explore kawasan Somba Opu...
Apa yang bisa dilakukan di Makasar ??
Banyakkkk... Menikmati seluruh kota ini memerlukan waktu relatif panjang. Maklum, seperti semua kota besar di negeri ini, masalah utama adalah pada sistem transportasi yang relatif buruk. Untuk berpindah dari satu tempat ke tempat lain memerlukan waktu ekstra, apalagi jika memilih angkutan umum murah ala backpacker saya..
Untuk saya yang hanya mengalokasikan 2 hari satu malam menjelajadi kota ini, prioritas lebih diutamakan untuk mengunjungi icon dan landmark kota ini, antara lain :
# Trans Studio
Icon baru yang pada awal dilaunching cukup membuat penasaran, khususnya saya.. Taman hiburan indoor terbesar, siapa yang tidak ingin kesana.. He3x.. Langsung terbayang Ancol yang di masukkan kubah dan dilengkapi pendinginn ruangan.. Enaknya...
Kenyataannya ?? Hmmmm.... Cost sebesar Rp. 160 rb (10 rb utk tiket pass, 100 rb utk 15 wahana, 50 ribu utk 5 wahana utama) akan dinilai subyektif dan relatif... Untuk sebuah first experience, nilai ini masih saya kategorikan relevan.. Tetapi secara opportunity cost, nilai ini masih terlalu besar apabila di anggap harga dan waktu yang dihabiskan disana bisa lebih memberikan kepuasan di tempat lain.. (efek mabuk accounting)..
Kenyataan ini diperparah dengan adanya maintenance utk Dragon Tower, salah satu wahana utama. Kenapa ya pengelola tidak memberikan kompensasi untuk mereka yang telah membeli tiket all wahana utama. Secara logika, pengunjung yang membayar tambahan 50 rb pastinya ingin merasakan semua wahana utama.. Memang sudah diinfokan di awal, tapi apakah benar cara seperti ini ?
Secara umum, datang kesana akan lebih bermanfaat jika mengajak anak, keponakan atau anak - anak kecil lainnya.. Bagi yang pernah merasakan Ancol, semua wahana terasa seperti KW 1. Dalam arti, tingkat adrenaline dan hiburannya masih perlu ditingkatkan. Mungkin dengan pengemasan dan penyalian lain yang lebih pantas dan menarik.. Bahkan arena Jelajah yang saya ekpektasikan semenarik tayangannya di TV, tak lebih hanya seperti derivatif dari Niagaragara nya Dufan... Ekspektasi yang terlalu berlebihan akan mendatangkan kekecewaan, sehingga lebih baik mengharapakan secara wajar..
Namun, kita harus mengakui kelebihannya juga.. Konsep taman indoor ini cukup mengejutkan.. Terlebih keberanian memilih Makasar sebagai letaknya.. Salutt... Salut.. Mari kita melakukan penmbangunan secara merata, termasuk juga pariwisatanya... Thumb up..
Tips :
- pertunjukan teater drama hanya dilakukan pukul 14.00 WITA.
- ada shuttle bus gratis dari dan ke sini tiap 15 menit, dan yang penting bisa menuju Losari..
# Pantai Losari
Sayang, saat menginjakkan kaki kesini, mendung dan gerimis menyelimuti.. Padahal, sore hari itu adalah saat yang tepat untuk menantikan sunset... Konon, pantai inilah satu-satunya kawasan yang horizonnya mampu menampilkan sunset secara penuh... Ah, saya harus kesana lagi...
Dalam kondisi ini, rencana saya untuk menyeberang ke pulau kecil di sekitarnya juga berantakan.. Terlalu beresiko ah.. Dari google, saya menemukan rekomendasi pulau yang layak dikunjungi.. Samalona dan Kapoposang.. Menuju samalona memerlukan waktu 45 menit, sedangkan ke Kapoposang (Bulan Sabit) sekitar 1 jam.. Tuh kan, memang lain kali saya harus kembali ke Losari...
Tak patah aral, saya menikmati suasana Losari dengan memanjakan perut.. Xixixixix. Persis di depannya ada Jalan Datu Musen yang merupakan Kawasan Kuliner Khas Makasar.. Alhasil, pisang epe, palu bassa dan Mie Titi meluncur melalui kerongkongan menuju lambung saya.. Amboii, kenyangnyo....
# Monumen Mandala
Sumpah mati, saya baru teringat bangunan bersejarah ini ketika melintasi di depannya... Bagaimana mungkin dalam catatan blogger tidak ada yang menyebutkan, atau saya yang kurang membaca dengan teliti... Ternyata, nasibnya lebih parah dari Tugu Pahlawan... Padahal, bagi wilayah timur, khusunya Papua, bangunan ini merupakan bukti sejarah penting... Ah, saya jadi makin menyesal, sudah 8 tahun lebih bermobilisasi sekitar Surabaya, saya belum pernah memasuki Tugu Pahlawan.. Padahal setiap sabtu dan minggu saya selalu melewatinya... Hiks..hiks...
MOMUNEN Mandala merupakan bangunan menara yang menjulang setinggi 75 meter di pusat Kota Makassar. Di monumen ini juga terdapat berbagai macam relief dan diorama tentang perjuangan pembebasan Irian Barat. Pengunjung juga dapat menyaksikan bentangan Kota Makassar dari ketinggian.
Monumen Mandala menjulang dengan ketinggian 75 meter dari permukaan tanah. Mulai dibangun pada tahun 1994 dan selesai pada tahun 1996, untuk memperingati perjuangan rakyat indonesia dalam membebaskan Irian Barat dari tangan penjajah. Bangunan ini terdiri dari empat lantai.
Monumen Mandala terletak di Jl Jenderal Sudirman, lokasinya hany 200 meter sebelah selatan pusat Kota Makassar (Lapangan Karebosi).
Sumber : http://wisata.makassarkota.go.id
Picture : http://raddien.blogspot.com/2011/03/monumen-mandala-pembebasan-irian-barat.html
-----------
Flashpacking kali ini semakin menunjukkan kualitas sistem pariwisata Indonesia. Eits, obyek wisatanya tidak salah apa-apa, terlalu indah dan belum termanfaatkan... Hmmm, yang salah adalah pengelolaannya, baik dari tahap promosi, pengembangan dan segala penyediaan fasilitas penunjangnya...
Buktinya ?? Silahkan browsing dengan google, dijamin pasti susah sekali menemukan cerita ataupun panduan perjalanan di kawasan Indonesia (selain Bali tentunya), tapi kalo browsing tentang Singapura, Bangkok & Thailand pasti berjibun.. Baik itu dari website resmi pemerintah, travel agent maupun catatan pribadi dalam blog..
Namun selalu ada alasan untuk jalan-jalan, tak perlu menunggu "gratis" untuk ke Makasar.. It's only about my journey, This is Makasar in My own Way..
Let's to Next Story, Bantimurung...
No comments:
Post a Comment