Sedikit terpengaruh secuil adegan dalam film Julie & Julia, saya kembali menengok blog saya yang mulai terlantar. Kalau harus dan boleh ada alasan, saya pasti akan segera menyalahkan tugas-tugas kuliah yang menyita waktu luang selepas bekerja. Saya memang bukan Julie yang awalnya seorang penulis novel yang frustasi namun akhirnya menemukan dunia baru lewat blog. Blog bagi saya adalah wadah lain untuk berekspresi, atau kalau dikaitkan dengan teori kebutuhan Maslow, blog menjadi salah satu media pemenuhan kebutuhuhan akan aktualisasi diri.
Teori ini memang sudah dipatahkan oleh beberapa prinsip sesudahnya, Herzberg salah satu yang saya ingat (kelihatannya saya harus kembali membaca materi cawu pertama he3x). Kembali ke Julie, salah satu cara dia berdamai dengan keadaan adalah dengan memaksa dire untuk menulis. Menantang Julia, idolanya, untuk berlomba menghasilkan 364 resep makanan dal am satu tahun.. Cara yang ambisius namun ampuh menjadi acuan dan motivational driven..
Sementara, saya yang senang dan terbiasa mengisi blog dengan tulisan seputar traveling menjadi kehilangan ide. Demotivasi disebabkan oleh kenyataan bahwa dalam beberapa waktu terakhir dan mungkin juga ke depan akan sulit untuk melakukan jalan-jalan yang menjadi summer inspirasi saya. Cukup, saya sudah harus menyadari, ini sesuatu di luar kapasitas saya untuk merubahnya.
Sekarang, saya harus berdamai. Bagaimana caranya ? Memotivasi diri adalah cara terbaik. Tentunya motivasi dari dalam yang diperlukan. Target sudah saya tetapkan, setiap bulan minimal 1 tulisan yang menggambarkan tentang keindahan negeri saya, Indonesia. Tantangannya ? Tulisan dikerjakan dengan sebaik-baiknya, sementara dengan standar saya saja. Ha3x..
Banyak perdamaian yang saya lakukan. Selain berdamai dengan waktu luang, ini wujud peran saya yang sering mengkritik kinerja kepariwasataan negara ini. Atau inilah wujud minimal pengenalan wawasan kebangsaan saya..
Ok.. Let's see..
Minggu sore, selepas kuliah..
Black Canyon Coffee TP
2 comments:
Dalam sebuah event, Agustinus Wibowo sipenulis backpacker itu pernah bilang: tidak penting sejauh mana (kemana)kita melakukan traveling. yang penting adalah apakah perjalanan itu memperkaya wawasan kita.
beberapa hari yang lalu, saya menemukan ternyata sekitar 200 meter dari rumah aku ada perkampungan lawas yang menarik. kapan2 mau motret2 disana.
Di Gresik aku pernah nyasar2 di daerah pecinan, liat bangunan2 tua. keren. pengen banget kesana lagi :D
Benar sekali mas Pras. Prinsip sederhana yang terkadang saya lupa.. "Garis Batas" nya Agustinus Wibowo membuka wawasan kita ttg makna baru sebuah garis...
Wah, Gresik mana ya mas ? Saya yang kurang gaul nih... He3x..
Post a Comment