Akhirnya datang juga. Yup, satu langkah kecil yang harus dilakukan untuk meraih lompatan besar. Thesis..thesis... Bagi orang lain mungkin ini sesuatu yang biasa, tapi bagiku "ngerjain thesis itu seperti mengurus persiapan perjalanan keliling dunia bersama orang yang kita cinta untuk suka - suka tanpa pusing mikirin balik kerja". Tapi kembali, itu semua masih rencana. Perlu kerja nyata, banyak usaha dan pastinya duri derita. Hmmmmm..
Setelah menimbang dan mengingat, saya memutuskan minggu lalu menyerahkan form pengajuan penyusunan thesis. Akhirnya, per 26 Maret 2012, tema penelitian sudah disetujui oleh Ketua Jurusan lengkap dengan dosen pembimbing dan jadwal yang harus diikuti. Cukup mepet sih, batas penyusunan proposal tepat 3 bulan, 26 Juni dan batas penyusunan akhirnya 26 September. Wowww....
Dulu, rasanya mustahil saya bisa ambil S2. Saat di Cilegon, beberapa kali saya berpikir untuk melanjutkan pendidikan. Tapi, kondisi kesejahteraan tidak mengijinkan. Ha3x.. Bahkan sejak belum lulus S1, keinginan itu sudah ada.. Alhamdulillah, Allah mendengar apa yang saya inginkan dan memberikan apa yang saya butuh. Keuangan, kesempatan dan tentunya yang paling penting adalah kemauan..
Tapi, pengalaman adalah guru yang berguna (guru yang terlambat -red). Dulu, jaman nyusun skripsi saya bisa lulus lancar karena partner yang tepat. Kalo gak, entah bagaimana. Pikiran saya saat itu kacau, atau "galau" kalo boleh pake istilah masa alay ini. Kondisi keuangan orang tua yang lagi down membuat saya terserang post graduation syndrome lebih dini. Saya parno, lulus kuliah susah cari kerja..
Satu permasalahan besar lain, saat skripsi hati saya benar - benar down karena menerima kenyataan bahwa sekali lagi saya telambat untuk mengutarakan perasaan saya kepada seseorang. Hidup saya kembali mengulang sejarah, masa "andai ia tahu" menjadi soundtrack.. Ha3x..
Kondisi awal thesis ini sedikit banyak sama. Hati saya sekali lagi galau. Sedikit kemajuan, kali ini karena saya harus move on setelah diputuskan. Dan sebagai gantinya, "aku punya hati" mengiringi hari - hari saya sampai suatu saat saya mencapai zona "tak sebebas merpati".
Yang berbeda (semoga), saya mengawali thesis ini dengan keyakinan (sedikit kebingungan -red). Karena thesis ini hanya bagian kecil dari mimpi dalam pikiran. Saya punya mimpi yang jauh lebih besar.....
The future belongs to those who believe in the beauty of their dreams (Eleanor Roosevelt)
Dulu, rasanya mustahil saya bisa ambil S2. Saat di Cilegon, beberapa kali saya berpikir untuk melanjutkan pendidikan. Tapi, kondisi kesejahteraan tidak mengijinkan. Ha3x.. Bahkan sejak belum lulus S1, keinginan itu sudah ada.. Alhamdulillah, Allah mendengar apa yang saya inginkan dan memberikan apa yang saya butuh. Keuangan, kesempatan dan tentunya yang paling penting adalah kemauan..
Tapi, pengalaman adalah guru yang berguna (guru yang terlambat -red). Dulu, jaman nyusun skripsi saya bisa lulus lancar karena partner yang tepat. Kalo gak, entah bagaimana. Pikiran saya saat itu kacau, atau "galau" kalo boleh pake istilah masa alay ini. Kondisi keuangan orang tua yang lagi down membuat saya terserang post graduation syndrome lebih dini. Saya parno, lulus kuliah susah cari kerja..
Satu permasalahan besar lain, saat skripsi hati saya benar - benar down karena menerima kenyataan bahwa sekali lagi saya telambat untuk mengutarakan perasaan saya kepada seseorang. Hidup saya kembali mengulang sejarah, masa "andai ia tahu" menjadi soundtrack.. Ha3x..
Kondisi awal thesis ini sedikit banyak sama. Hati saya sekali lagi galau. Sedikit kemajuan, kali ini karena saya harus move on setelah diputuskan. Dan sebagai gantinya, "aku punya hati" mengiringi hari - hari saya sampai suatu saat saya mencapai zona "tak sebebas merpati".
Yang berbeda (semoga), saya mengawali thesis ini dengan keyakinan (sedikit kebingungan -red). Karena thesis ini hanya bagian kecil dari mimpi dalam pikiran. Saya punya mimpi yang jauh lebih besar.....
The future belongs to those who believe in the beauty of their dreams (Eleanor Roosevelt)
No comments:
Post a Comment