Thursday, August 30, 2012

Shopaholic Backpacker

Siapa yang tidak suka belanja ?? Pasti rugi banget orang itu #komporsetan.. Mungkin ada yang beralasan buang duit, boros, mending ditabung, sampai yang paling parah udah kebanyakan utang... Nah lo, kalau itu salah siapa, salah belanjanya ?

 
sumber : www.dreamstime.com
Mengunjungi pusat perbelanjaan iconik di suatu tempat terkadang menjadi bukti keberadaan kita pernah kesana. Belum afdol mengatakan pernah ke Kota Pahlawan kalo belum mampir TP (Tunjungan Plaza -red). #pemisalan untuk backpacker yang anak mall. Kalo yang suka jajan malam ya baru afdol kalo sudah menyambangi Dollywood, loh ?.

Bagi saya, belanja (atau hanya liat - liat tempat belanja) sudah menjadi menu wajib dalam itenerary. Susahnya kalo tempat yang kita kunjungi tidak mempunyai landmark belanja khusus. Ketika di Myanmar, kami baru menemukan mall ketika hari terakhir di Yangoon.  Disana, mall lebih mirip dengan toserba sederhana di Surabaya berisi supermarket yang memenuhi sebagian besar area, kios lokal, dan tentu saja kedai fast food.

Memang sih, namanya mall isinya sama, tapi pasti setiap tempat belanja ini punya ciri khas yang berbeda, entah tenant, makanan, dan detailnya. Kalo jeli, pasti dapat pelajaran tambahan mengenai budaya dan gaya masayarakat lokalnya (gaya ngemall maksudnya.. ha3x). Seperti itulah contoh mudahnya, kalo gak paham jangan salahkan kalimat saya, salahkan kemampuan anda.. Kaboorr..

Bagi seorang backpacker, belanja masuk dalam kategori terbatas atau bahkan beberapa mengharamkan. Hmmm.. Untuk tiket, akomodasi, dan makan saja sangat dihemat, mana mungkin bisa belanja.. Kalo ini saya setuju, menghemat biaya jalan - jalan itu wajib hukumnya (menurut versi masing - masing), tapi menghilangkan kenikmatan belanja itu yang saya menentang... Banyak jalan menuju Roma, banyak jalan untuk tetap bisa belanja...

Belanja Gak Harus Mahal

Bagi seorang shopaholic, menahan belanja bisa bikin jerawat, insomnia, atau malah penyesalan seumur hidup. Gak asyik kan kalo sepulang liburan malah kepikiran sesuatu yang batal di beli, seperti makan tapi gak sempat minum, seperti menyatakan cinta dan ditolak. Serett, pahittt...

Mall di Yangoon
Kalo menginginkan sesuatu, hajar saja toh uang punya anda. Eits, tapi yang terpenting adalah tahu diri, alias liat kemampuan dompet kita. Kalo tau duit cekak jangan sok belanja di Billabong,, cukup ke BaliBong. Gak perlu gengsi dan sok..

Apabila masuk dalam golongan orang yang tidak tahan godaan seperti saya, tindakan pencegahan yang cerdas harus dikondisikan. Contoh sederhana: selalu membiasakan membawa uang liburan dalam jumlah pas - pasan, jangan berlama - lama di area belanja, bawa tas sekecil mungkin, dan jangan booking bagasi (#tapi saya jebol juga, diskon credit card sialan.. )

Untuk memenuhi dahaga belanja, segera beli sesuatu yang unik dan terjangkau. Wisata kuliner, souvenir lokal atau pernak - pernik murah meriah namun membangkitkan kenangan akan suatu tempat yang dikunjungi layak dimasukkan dalam list. Paling sering saya beli kaos, usable untuk narsis serta aman di kantong, risikonya paling lemari kita jadi penuh... Yang penting tidak ada hutang yang mengganjal hasrat..

Cara lebih jitu, jadikan acara mencari oleh - oleh itu sebagai pemenuhan gizi belanja. Lumayan kan, belanja terpuaskan, amal bertambah, dan orang lain ikut senang. Parahnya, terkadang oleh - oleh itu batal diberikan karena kita terlanjur sayang sama barangnya.. Kalo saya, ngasih oleh - oleh kalo ada barang belanjaan yang rasanya gak bakal kepake. Ha3x.. Kecuali untuk beberapa orang yang memang harus dan wajib kita kasih buah tangan.. (#yang pernah dapat oleh - oleh dari saya dilarang marah)

Belanja Harus Pake Prioritas

Mengunjungi tempat baru, selalu muncul banyak alasan setan menghasut boros belanja. Sayang cuma datang sekali, masak kesini gak nyobain sich, gak apalah sekali kali, kasihan itu penjualnya, percuma kerja keras dan duit banyak kalo harus puasa belanja #sombong.

http://jeffreyhill.typepad.com
Kalo sedang tergoda, ingatlah beberapa hal berikut yang membantu meredam shophorny sesaat itu. Pertama, kita pasti sudah mati2an mengejar tiket promo setahun sebelumnya, memangkas biaya akomodasi dengan menginap di kamar dormitory hostel, dan banyak pengorbanan lain. Sia - sia kan kalo ternyata pengeluaran membengkak karena kalap mata untuk belanja..

Berikutnya, saya percaya jika ada suatu urusan yang belum selesai di suatu tempat, suatu saat kita mungkin akan bisa kesana lagi #gak masuk akal? ini alasan saya, dilarang protes. He3x...  Buktinya ada tardisi lempar koin di Love Fountain karena katanya berkhasiat mampu membawa kembali kesana.

Paling utama, banyak tempat indah dan beragam petualangan seru lain yang menanti, so hematlah sekarang untuk jalan  - jalan selanjutnya.. Lebih baik nabung ke Eropa, daripada duit diabisin buat belanja  baju di Singapura. Kerenan juga make kaos Pasar Turi tapi berfoto di depan Menara  Eiffel daripada make Lacoste tapi cuma eksis di KBS. Alasan nyata, kita tak beli bagasi, so bawa semampunya. Daripada bayar bagasi yang dimahalin di akhir, mending beli nasi lemak di pesawat. Ha3x..

Belanja saat traveling memang tidak ada salahnya. Jangan ditahan, lakukan dengan bijak dan tentu saja sesuai kemampuan. Semakin banyak pengematan anggaran, semakin banyak kesempatan  lain untuk jalan - jalan...
Read More »»»