Saturday, December 31, 2011

Banyuwangi : Fly on Cheap/Free

Salah satu cara untuk menekan biaya jalan - jalan adalah menekan biaya transportasi, terutama penerbangan. Cara yang jamak dilakukan adalah berburu tiket promo. Sayangnya, ketika saya sudah merasa berhasil meraih tiket murah, pasti ada teman yang pernah atau sedang dapat hasil yang lebih murah.. Hadow, susah memang berebut program kemurahan maskapai ini. Bagaimana gak ? Setiap promo mesti dimulai tengah malam, begitu di mulai, pasti website langsung overload.. Brrrr... Tapi, setidaknya hal ini menjadi bukti bahwa banyak orang semacam saya... Promo ticket is very high competitive..
Rata Penuh
Makanya, begitu tahu seorang teman bisa dapat tiket gratis hanya bermodal twiter, saya langsung bersiap untuk berjibaku memperebutkan tiket gratis berikutnya. Eureka, akhirnya saya dapat. Tapi memang gak mulus banget, gangguan server membuat saya sebagai pemenang telat dihubungi. Jadwal yang sudah saya susun harus disesuaikan... mundur....

Tambah lagi, jadwal kuliah yang di ganti seenaknya oleh pihak akademik membuat rute tujuan harus dibelokkan.. Itenerary ke Pulau Dewata di tarik lebih dekat menjadi Banyuwangi. Ha3x,, Niat saya awalnya hanya ingin mencoba sensasi naik pesawat selain Boeing dan Airbus , yup MA60.. Kan kata pelancong handal "traveling is not about the destination, but the journey". Mari saya buktikan...

Prolog

Diawali kebut-kebutan dari kampus menuju Juanda menggunakan motor dengan skala bensin sudah menunjuk huruf E besar.. Waktu yang hanya 40 menit dengan kondisi jalur padat menengah memaksa saya hanya berdoa semoga Vario ini tidak mogok karena kehabisan bensin. Yang penting, jangan sampai ketinggalan pesawat dulu, urusan bensin untuk pulang belakangan...

Alhamdulillah yah, ketika menjejakkan kaki ke pintu keberangkatan, nama saya sudah dipanggil untuk segera ke ruang tunggu. Aneh, saya kan belum check in,, kok udah dipanggil,. Ternyata tiket gratis yang diberikan adalah dengan keterangan sebagai staf.. Ha3x... Benar - benar syukur kuadrat, padahal saat itu sudah tinggal 15 menit untuk terbang.. Kapokkkk,....

So, ada apa saja di Banyuwangi ??

Blimbingsari

Bandara ini memberi kesan khusus bagi saya. Sampai saat ini, inilah bandara terkecil yang pernah saya singgahi (termurah juga, airport tax nya hanya Rp. 8000). Dalam seminggu, penerbangan komersial hanya ada 4 kali dengan rute Sby - Bwi dan 4 kali sebaliknya.

Hmmm, pertugasnya nganggur duonk ? Yup, jadwal tetap hanya itu.. Tetapi, bandara ini juga melayani pendaratan pesawat - pesawat kecil untuk latihan dari TNI.. Hasil ngobrol dengan salah satu petugasnya yang masih PNS baru, penumpang komersial hampir selalu itu - itu saja, sampai dia hafal... Eits, jangan sepelekan bandara ini. Suatu ketika, ketika potensi pariwisata yang menjanjikan di kawasan timur Jawa ini berkembang, saya yakin akan banyak penerbangan kesini..

So, jangan berharap soal fasilitas. Landasan cukup pendek, ruang bandara mirip kantor kelurahan, waiting room sekelas ruang tunggu puskesmas, toilet hanya ada satu (unisex) di luar bandara, penjual hanya ada satu dan mushola yang tidak terawat. Tranportasi ke kota (taxi, travel, ojek) hanya ada selama 1 jam, jam 1 sampai jam 2 saat penumpang datang dari Surabaya. Setelah pesawat balik ke Juanda, bandara dan semuanya tutup, sepi...... (Pengalaman pribadi, menyaksikan bandara ditutup dan ngobrol ngalur ngidul dengan petugas yang sudah gak ada kerjaan selain ngawasi tukang yang lagi renovasi bandara... Ha3x..)


Ketapang, Boom, Taman Suruh

Keterbatasan waktu sempat membuat saya bingung. Tapi, satu lagi rejeki bagi saya dalam perjalanan kali ini, adanya teman yang siap mengantar dan menjadi guide dadakan.. Ditambah, bersedia meminjami motornya.. Ha3x..

Dalam dua hari di sana, saya sempat mengunjungi pantai Blimbingsari, Boom, Pelabuhan Ketapang, Alun- Alun, Stasiun Banyuwangi, Pabrik Kertas, dan Taman Suruh.

Banyuwangi memang tak memiliki bangunan yang menjadi landmark khusus untuk dikunjungi. Kawasan ini telah memiliki alam dan budaya lokal yang potensial, jadi tidak perlu ada landmark buatan yang musti dibangun..

Alas Purwo, Baluran, Kawah Ijen, Plengkung/G-Land, atau Muncar telah terkenal keindahannya, bahkan oleh para surfer dan hiker dunia. Sayang, letaknya yang terlalu jauh dan memerlukan banyak waktu membuat saya belum sempat kesana. Satu lagi langkah nyata yang dilakukan oleh pemerintah adalah diadakannya Banyuwangi Etnic Carnival yang pertama pada Oktober lalu. So, memang ada alasan bagi saya untuk kembali,...

Soto Rujak, Terong Welut, Duren Nyai

Salah satu kenikmatan traveling yang masih bisa ditolerir dengan waktu yang sempit adalah wisata kuliner. Satu kewajiban ketika mengunjungi suatu tempat baru adalah mencicipi kulinernya. Meskipun Kuliner di kota ini masih satu rumpun dengan gaya Jawa Timur-nya, namun detail rasa, bahan dan gaya cukup berbeda... Hmmm...

Dari awal, saya mengincar dua makanan khas, Soto Rujak dan Nasi Tempong.. Meski hanya keturutan Soto Rujak, saya dapat bonus menu ikan bakar yang khas dengan sayur daun kelor dan sayur leroban nya. Menu terakhir ini adalah lalapan matang yang terdiri dari 10 jenis sayur, yang menarik adalah terong mini (terong welutnya)... Mantebbb...

Tawaran lain yang menggiurkan adalah mecoba Duren Merah yang disebut Duren Nyai (baru saja kemaren lihat di tipi).. Sayang, meski kami mendatangi daerah penghasilnya, kedatangan yang mendadak di luar musimnya membuat kami tidak kesampaian mencoba si Nyai.. Ada alasan tambahan bahwa saya harus dan akan kesana lagi.. Ha3x..

Epilog

Senja di Pelabujan Ketapang membawa ingatan saya kembali ketika study tour SMA dulu.. Semangat, kenangan dan cerita klasik yang akan selalu saya kenang. Kini, saya mencoba meresapinya kembali....

Note : Special thanks to Agan Ende atas informasi twit-nya, Merpati untuk tiket gratisnya, Andry yang rela menekan ketakutannya untuk nyetir motor karena harus menjemput saya, Mas Yoni yang capek mengantar keliling malam-malam.
Read More »»»

Tuesday, December 13, 2011

Saya Jadi Pejabat

Sekarang saya adalah seorang pejabat.. Memang hanya kelas teri, tapi bolehlah saya sombong.. Yup, sekarang saya resmi menjadi Kepala Seksi, setelah sekian lama (3 tahun sih) hanya menjadi staf yang menerima tugas by order. Walaupun secara struktur saya tidak naik jabatan, hanya mutasi ke posisi struktural. Malahan, jabatan sekarang lebih tidak elit, hanya tertulis Seksi Administrasi Teknik. Bahkan bisa dibilang saya rugi, job grade posisi sekarang malah turun dari posisi saya sebelumnya sebagai seorang Engineer. But, d'ont look the book from it's cover, So don't judge the position from the name... Ha3x..

Kenapa sangat ingin menjadi seorang pejabat ?

Hmmm.. Awalnya karena saya merasa stuck dengan posisi staffing. Uraian tugas saja umum, wewenang nihil, aktualisasi diri jauh lah.. Bagaimana bisa belajar untuk menjadi pemimpin yang baik kalo wewenang saja tidak punya. Bukan apa - apa. Menurut saya, kesulitan menjadi pemimpin adalah karena kita punya wewenang, punya kuasa. Sesuatu bermata dua yang bisa membawa kebaikan atau menjadi awal kehancuran kita.

Selain itu, Process Engineer di tempat saya boleh dibilang kurang menantang. Satu tahun dengan belajar serius dan tidak direcoki bidang lain pasti sudah ahli. (saya butuh waktu lebih lama karena tidak serius.. Ha3x..). Orang - orang bisa menghibur diri dengan mengatakan bisa belajar teknik yang lain, mekanik, listrik atau bahkan sipil. Bagi saya ? Maaf saya tidak tertarik.. Memang, balajar apapun pasti akan berguna, tetapi saat ini saya memilih untuk belajar yang lain.. Ha3.. Saya lebih ingin menjadi pejabat..

Apa Enaknya jadi pejabat ?

Banyak.. Silahkan lihat noh pejabat publik, umur 30 an tahun, rekening gendut dengan milyaran Rupiah dan Dollar. Makin tinggi jabatan, makin tinggi angin godaannya. Seperti hari ini, saya mendapat sebuah amplop yang cukup tebal. (bahkan dalam masa transisi) Ha3x.. Sudah tahu lah apa isinya... Sempat terlintas tahun baru-an di Universal Studio atau menikmati Danau Kakaban kembali... Sayang, kesombongan saya berkata tidak.. Sang harga diri masih belum kalah oleh itu semua.. So, lupakan Singapore dan Derawan... Ha3x...

Pengalaman lah yang saya harapkan dari sebuah jabatan. Dulu saja, waktu masih jadi pelajar, mahasiswa atau pendatang baru di kantor, kita selalu mencemooh dan menganggap salah apa yang dilakukan pimpinan kita.. Nah, silahkan dibuktikan ketika anda menjabat.. Kita akan menjadi orang yang lebih bijak dan matang..

Visi Misi Setelah Menjabat ??

Pastinya saya sudah punya segudang rencana. Ingin lebih baik dari pejabat sebelumnya dan naik jabatan lagi pastilah, tapi ingin menjadi orang yang matang dan tetap idealis lebih penting bagi saya. Biar orang bilang terlalu berlebihan, kalo gak muluk yah rugi donk.. Kata orang, idelaisme akan turun seiring berjalannya waktu. Bisa benar, tapi bisa juga itu hanya pemakluman yang menyesatkan.. Orang makin "dewasa" pasti, tetap idelais juga bisa. Tapi, kita juga perlu menjadi realistis. Lihat kemampuan dan pengorbanan yang siap kita lakukan. Maka, marilah bekerja dengan baik sesuai dengan pengaruh dan kemampuan kita...

Salam Pejabat

(curahan hati pejabat geje yang kebelet traveling, ditulis jam 10 malem setelah nungguin perbaikan kabel Tipi Kabel dengan kondisi kelaparan setelah karaoke)
Read More »»»