Tuesday, July 27, 2010

Sempu : The Long & Winding Road..

Memang, perjalanan ke Pulau Sempu ini adalah rekor terpanjang sampai saat ini. Bukan dalam artian jarak yang ditempuh, melainkan terkait dengan jauhnya jarak pelaksanaan dan perencanaan. Sudah sekian lama dan sekian banyak rencana, saya sendiri lupa tepatnya, namun selalu berakhir dengan pembatalan dan penundaan dengan berbagai alasan.
-----------------------------------------------------------------------

Sedikit nekat, mungkin hal ini sesuai utuk menggambarkan keputusan saya untuk mengakhiri rencana panjang itu. Pertama, saya memutuskan hanya dalam waktu singkat, dengan membatalkan rencana ke Sempu (pada minggu berikutnya) dengan teman-teman saya, karena saya tidak mau mundur lagi. Lebih baik sekarang.. (maaf teman-teman, saya kurang yakin dengan niat kalian. Ha3x..). Kedua, saya berangkat bersama partner yang secara emosional kami belum saling mengetahui, hanya melalui dunia virtual.. Virtual Friends..


Bersama teman (meski belum 24 jam kenal), perjalanan diawali dini hari (04.45) dengan kereta api. Rute Sta. Gubeng (Sby) – Sta. Kota Baru (Mlg) kami tempuh dalam waktu 150 menit lebih. Kemudian, kami lanjutkan dengan Angkot Biru menuju rendezvous point di Term. Arjosari. Ternyata, kedua rekan perjalanan kami dari Pandaan ternyata adalah kakak angkatan kuliah bersama istrinya, yang kebetulan istrinya adalah mantan atasan teman saya..

Dunia memang sempit...


Keberuntungan memang selalu bersama rombongan kami, dalam keberangkatan begitu banyak kemudahan kami terima. Kendaraan umum yang selalu kami peroleh dengan mudah, orang-orang di angkutan yang ramah, dan harga yang kompetitif. Memang, ada sedikit kebosanan saat kami harus menunggu keberangkatan Angkot Pasar Turen – Sendang Biru. Tapi, hati yang riang dan pikiran yang positif (sedikit negatif tentunya. He3x..) selalu menemukan cara untuk menikmatinya. Makan bakso Malang memberi kesegaran baru dan pastinya mengisi perut yang selalu lapar... Ha3x..

Dari cerita, rute darat terakhir ini melalui 130 tikungan, baik kecil, sedang ataupun besar. Tapi, saya yakin semua penumpang tak akan sanggup menghitungnya, mengingat kondisi angkot yang berdesakan.
Hmmm.. Dewi Fortuna masih ikut bersama tim kami. Dengan simbiosis mutualisme dalam dana, kami sepakat bergabung dengan rombongan lain untuk menyewa perahu penyeberangan, dengan bonus tidak perlu repot mengurus perijinan, dan kami yakin taak ada kata “ijin” yang gratis di negeri ini..

Rintangan terakhir setelah penyeberangan adalah hutan hujan dengan jalan setapak di bawah rimbunan pohon. We are the lucky team. Dari referensi teman, kondisi jalan ini terkadang berlumpur tebal sehingga memerlukan waktu 2 jam lebih. Tapi, kami dengan 1,5 jam sudah mencapai pusat keindahan dengan aman terkendali.


Sebelum menikmati semua keindahan, kami mempersiapkan tennda dan tak lupa memasak bahan pangan yang kami bawa. Berenang, berjemur, mendengarkan musik, membaca dan mengobrol terasa sangat berbeda disini. Suasana yang tenang,
suara ombak lautan lepas yang menembus celah karang, kokohnya tebing yang hijau dan udara segar dapat dengan bebas untuk dinikmati.

Sempat saya berkata kepada teman saya, suasana ini akan makin enak dengan minum kopi dan semangkon bakso hangat. Bakso ditengah pulau terpencil ?? Siapa takut, karena tanpa terduga rekan kami dari Pandaan membawa bahan-bahan masakan untuk bakso.. Nikmatnya dunia.. Ha3x.. (Parasit memang...)

Setelah menghabiskan malam dengan santai, kami beristirahat untuk mempersiapkan tenaga untuk kembali besok, ah kenapa waktu selalu terasa berputar cepat. Perjalanan pulang terasa lebih ringan, meskipun hati kami merasa berat. Setelah sampai di Sendang Biru lagi, kami akhiri perjalanan dengan belanja ke Tempat Pelelangan Ikan untuk kemudian menikmati ikan bakar dengan bantuan warung disekitar pelabuhan.. Ikan Tuna dan Ikan Lamadang..

Perjalanan panjang nan singkat ini memberi saya banyak teman dan pengalaman baru. Tak lupa memberi pelajaran untuk memelihara alam, denga cara paling sederhana.. Buang Sampah Pada Tempatnya...

Wassalam..

(picture taken from Camera of Yusuf - my new friends)

Read More »»»

Monday, July 26, 2010

Lombok.. Gift for my B'Day

Hanya dalam waktu singkat, saya memutuskan untuk bergabung dengan teman-teman dalam Lombok Trip pada 27 - 31 Mei 2010. Keindahan Lombok (dalam bayangan saya) dan keinginan menikmati liburan di tempat baru, membuat saya melupakan kelelahan fisik saya 2 minggu sebelumnya ketika ke Meru Betiri. Ah, kelelahan mental lebih mengkhawatirkan.

Keputusan paling berat adalah ketika saya membatalkan rencana perayaan Ulang Tahun saya dengan pacar tersayang, tapi saya percaya, hanya dia yang mampu memahami saya. Maaf yah sayangku.. Luv u...


Sesuai dengan kesepakatan, saya dan teman dari Gresik berangkat Kamis malam melalui Juanda menuju Denpasar. Sayang sekali, maskapai kebanggaan nasional ini terlambat 2 jam, sehingga rencana untuk makan malam di Jimbaran menjadi berantakan. Dimana, kami berdua adalah kloter terakhir, kloter sebelumnya dari Bali, Jakarta, Dumai dan Mojokerto sudah menunggu di bandara. Maafkan kami, apa daya kami tak punya jet pribadi.. Ha3x..

Akhirnya, kami sepakat melanjutkan perjalanan dini hari itu juga. Dengan diiringi gerimis mengundang, mobil carteran bergerak cepat menuju Padang Bay. Seperti kebanyakan angkuran penyeberangan feri di negeri tercinta, kondisi kapal cukup dibilang ”tidak layak”. Masalah utama adalah calo, kebersihan kapal dan ketepatan jadwal. Namun, dengan sedikit tambahan ”modal”, kami mendapatkan sedikit fasilitas lebih untuk menggunakan kamar tidur kapten dan ABK. Memang, saya salut dengan kecerdikan orang untuk memanfaatkan peluang.. Ha3x...

Setelah merasa cukup beristirahat, kami keluar menuju anjungan kapal untuk mencari kesegaran udara dan kehangatan pagi. Pemandangan yang tersaji cukup membuat rasa lelah makin berkurang, sebentar lagi kami sampai di tujuan kami.. Pelabuhan Lembar..

Tanpa buang waktu, dari Lembar kami langsung melanjutkan perjalanan menuju Bangsal. Tanpa sarapan, tanpa mandi. Sedikit kesalahpahaman terjadi, kami yang ”dengan sok gaya” menyewa kapal private untuk menyeberang ke Gili Trawangan, malah tertipu calo. Kapal kami tidak kunjung datang, akhirnya dengan rasa dongkol kuadrat kami putuskan untuk menggunakan public boat. Wah, ternyata ini keputusan yang baik. Dari obrolan dengan sesama penumpang kami mendapat cerita dan gambaran keindahan Gili Trawangan, plus bonus Rinjani, Rinca dan Sumbawa. Ah.. waktu kami tidak akan cukup untuk menjangkau semua itu.

Gili Trawangan menawarkan segala keindahan dan kenikmatan dunia. Kami bebas menikmati keindahan alam baik di langit, darat, laut dan dalam laut. Pasirnya yang putih bersih, warna air laut yang kontras dan sangat indah, pemandangan bawah lautnya yang bagi saya sungguh menakjubkan dan udaranya yang segar. Untuk beberapa orang, tawaran kenikmatan ini akan diberi tambahan keragaman makanan laut dan yang pasti pesta pora. Semua adalah pilihan..

Sunset, snorkeling, sight seeing & shopping seharian cukup membuat kami puas. Dan tak lupa malamnya kami lewatkan dengan menikmati suasana makan malam di tepi pantai yang indah. Ah, seandainya tak ada kejadian yang menyebalkan itu. Bagiamana kami tidak diterima masuk di suatu restoran. Hello, kami orang Indonesia, mampu bayar bro.. Gila saja, bagaimana mereka memandang sebelah mata kepada sodara sebangsa nya sendiri, Apakah ini keramahan lokal yang selalu kita banggakan. Sudahlah, saya orang Indonesia, menghargai sesama dan persepsi orang..

Perjalanan kembali terasa lebih berat, karena kami masih mau lebih lama untuk disini. Tapi, kami memang harus segera beranjak untuk melanjutkan perjalanan dan kembali ke dunia nyata.

Rute panjang saya lalui untuk kembali, setelah penyeberangan ke Bangsal, kami lanjutkan dengan mencari hotel di Senggigi, jalan-jalan malam di Mall Mataram dan menikmati makan malam khas Lombok, Ayam Taliwang. Keesokan paginya, kami lanjutkan ke Bali melalui Lembar. Ombak yang lumayan tinggi membuat penyeberangan terlambat, pengaturan waktu yang salah membuat nasib naas bagi kami, terlambat untuk menyaksikan Tari Kecak di Uluwatu. Akhirnya kami menghabiskan sisa waktu di Bali dengan mengunjungi Pantai Kuta dan Discovery Shopping Mall. Sebelum kembali ke Surabaya, pagi harinya kami sempatkan untuk belanja oleh oleh...

Perjalanan ini memberi saya pelajaran untuk tidak lupa merencanakan perjalanan dengan lebih matang. Bukan hanya biaya, tapi semua yang berkaitan dengan perjalanan saya..

Selamat Tinggal Lombok & Bali, saya akan kembali nanti.


(picture : taken from my trip partner Ganda)
Read More »»»