
Nekad kuadrat.. Meski 2 hari menjelang keberangkatan airline membuka alternatif pilihan untuk reschedule atau diganti travel credit, saya tetap meluncur ke TKP. Senekat - nekatnya tupai, saya tetap prepare segala kondisi darurat. Bawa baht lebih banyak, beli travel safety box dan memilah milah rute alternatif jika memang mesti ngungsi... Alhasil, backpack saya makin berat karena tambahan life vest, peluit, kompas, senter, emergency blanket dan ponco.. Ha3x..

Kalo ada yang tanya, nyesel gak nekat kesana ? Jawaban pastinya "Tentu Tidak". Kenapa ? Ini salah satu alasannya..
KHAOSAN ROAD
Jalan yang tidak terlalu panjang ini merupakan pusat backpacker, alias turis ngirit macam saya ini. Siang hari, area ini sepi tanpa kehidupan. Pemandangan hanya menampakkan gerobak pedagang disisi kanan kiri jalan, tertutup terpal plastik dan berbaris rapi di depan hotel ataupun mini market, praktis tak ada trotoar. Tapi, suasana malam hari berubah 720 derajat. Denyut aktivitas berjalan seiring hiruk pikuk pedagang makanan, musik top40, kios souvenir, tempat refleksi, bahkan para penjaja cinta yang memamerkan diri. Sebuah atmosfer yang tentu saja sangat disukai partygoers.. Bau alkohol, makanan yang digoreng, dibakar bercampur dengan bau got, keringat dan pesing... Hadowww... Smell Good.

Trus, apa menariknya ?? Kesemerawutan ini menunjukkan potret tersendiri seperti refleksi kecil kehidupan kita. Penuh godaan, tipuan, kebingungan dan akhirnya kita harus memutuskan apa yang kita ingingkan dalam perjalanan itu.
Tentu saja, saya dan teman - teman adalah korban godaan. Dari rencana awal hanya mencari air mineral dan makan, kami terlena mencoba berbagai jajanan dan penganan khas yang tersedia.. (sebenarnya gak beda jauh sama jajanan di kampung halaman, hanya tampilannya yang berbeda). Yes, saya berhasil menggagalkan diet teman-teman.. Ha3x.. Plus, ada yang tergoda membeli souvenir.. Ah, kehidupan memang selalu penuh kejutan dan pilihan..
Sebaliknya, di hari kedua perjalanan, kami yang berbekal kompas mungil dan peta gratis kawasan ini sempat repot mencari letak Phra Atit Pier untuk naik water taxi menuju Grand Palace. Salah arah tepatnya, Ha3x... Akhirnya dengan terpaksa kami berjalan kaki menuju lokasi pertama.. (Suatu kesalahan yang indah, karena Phra Atit juga ditutup karena boat tidak beroperasi..). Ha3x..
SIAM SQUARE
Kawasan sentra perdagangan (alias mall menurut saya) semacam ini pasti ada di semua kota besar, bahkan kota menengah dan kecil. Selain konsep banyak mall di satu kawasan, apa istimewanya ? Toh sering juga saya menginjakkan kaki di TP yang hampir sama.

Dalam itenary saya memasukkan destinasi ini dengan berbagai pertimbangan. Dimana lagi coba bisa melihat kehidupan dan gaya masayarakat perkotaannya selain di mall. Minimal untuk keseharian anak muda seperti saya.. Ha3x.. Kalo ingin melihat kehidupan tradisionalnya tentu mall bukan tempatnya. Minimal, kawasan ini menunjukkan tren fashion kawula muda Bangkok dan siapa tahu nemu barang bagus yang lagi diskon.. Hmmm tetep... Incaran awal saya adalah Siam Discovery, Siam Paragon, MBK, dan Platinum.





Catatan : untuk menuju Siam Square (SD, SP dan MBK) silahkan menunggu bus 47 di sebarang jalan samping Grand Palace hanya dengan 8 Baht per orang. Sedangkan Platinum terpisah dan saya tidak tahu bagaimana menuju kesana.. Skybridge dari SD ke SP terletak di lantai 4, sedangkan ke MBK silahkan lewat jembatan penyebrangan... Surga belanja lain yang saya lewatkan dan akan saya kunjungi adalah Chatuchak dan Pratunam Market..
Pusat perbelanjaan, baik mall, pasar maupun sejenisnya memang menawarkan sesuatu yang layak dikunjungi. Hopkunka Bangkok..
Next : Culture & Cuisine
2 comments:
Bangkok....!
masih mimpi buat bisa kesana, masih rencana yang mengawang-awang...moga suatu hari bisa terwujud amiiiiennnn
Ayo buk.. Sering ada promo loh...
Itung - itung bulan madu lagi.. He3x..
Post a Comment