Tuesday, November 08, 2011

Sawasdee Bangkok : Khaosan - Siam

Perjalanan memang tak selamanya mulus, terkadang berliku-liku. Ungkapan sederhana yang pas untuk menggambarkan traveling ke Bangkok dan Kuala Lumpur di awal November ini. Tiket sudah di issued sejak Desember 2010 demi mendapatkan harga promo... Namun, dalam masa penantian itu, banyak kondisi dan situasi berubah...Cobaan mulai datang ketika saya terpaksa mengakhiri kisah manis saya dengan seseorang.. Saya tidak akan bahas (ya iyalah, sudah cukup 2 tulisan mengenai ini..). Halangan terakhir adalah kondisi banjir Thailand yang makin memburuk dan bahkan sudah masuk ke kawasan ibukota yang sebelumnya disterilkan. Hiks..hiks..

Nekad kuadrat.. Meski 2 hari menjelang keberangkatan airline membuka alternatif pilihan untuk reschedule atau diganti travel credit, saya tetap meluncur ke TKP. Senekat - nekatnya tupai, saya tetap prepare segala kondisi darurat. Bawa baht lebih banyak, beli travel safety box dan memilah milah rute alternatif jika memang mesti ngungsi... Alhasil, backpack saya makin berat karena tambahan life vest, peluit, kompas, senter, emergency blanket dan ponco.. Ha3x..


Kalo ada yang tanya, nyesel gak nekat kesana ? Jawaban pastinya "Tentu Tidak". Kenapa ? Ini salah satu alasannya..

KHAOSAN ROAD


Jalan yang tidak terlalu panjang ini merupakan pusat backpacker, alias turis ngirit macam saya ini. Siang hari, area ini sepi tanpa kehidupan. Pemandangan hanya menampakkan gerobak pedagang disisi kanan kiri jalan, tertutup terpal plastik dan berbaris rapi di depan hotel ataupun mini market, praktis tak ada trotoar. Tapi, suasana malam hari berubah 720 derajat. Denyut aktivitas berjalan seiring hiruk pikuk pedagang makanan, musik top40, kios souvenir, tempat refleksi, bahkan para penjaja cinta yang memamerkan diri. Sebuah atmosfer yang tentu saja sangat disukai partygoers.. Bau alkohol, makanan yang digoreng, dibakar bercampur dengan bau got, keringat dan pesing... Hadowww... Smell Good.

Kami berempat terpaksa mondar mandir mencari makanan halal dan sebotol air mineral. Banjir membuat stok air mineral di mini dan supermarket ludes, dan pedagang kaki lima terbukti ampuh mengelola supply chain nya.. Ironisnya, stok bir dan sejenisnya tetap melimpah ruah... ckckckc...

Trus, apa menariknya ?? Kesemerawutan ini menunjukkan potret tersendiri seperti refleksi kecil kehidupan kita. Penuh godaan, tipuan, kebingungan dan akhirnya kita harus memutuskan apa yang kita ingingkan dalam perjalanan itu.

Tentu saja, saya dan teman - teman adalah korban godaan. Dari rencana awal hanya mencari air mineral dan makan, kami terlena mencoba berbagai jajanan dan penganan khas yang tersedia.. (sebenarnya gak beda jauh sama jajanan di kampung halaman, hanya tampilannya yang berbeda). Yes, saya berhasil menggagalkan diet teman-teman.. Ha3x.. Plus, ada yang tergoda membeli souvenir.. Ah, kehidupan memang selalu penuh kejutan dan pilihan..

Transportasi dari dan ke kawasan ini terbilang rumit bagi pelancong awam. Dari berbagai petunjuk, saya sebagai tour leader sudah memasukkan Airport Bus AE2 sebagai alternatif. Apa daya, sudah sebulan lebih moda transportasi ini tidak beroperasi.. So, taxi adalah pilihan bijak yang tidak bersahabat, alhasil 450 Baht melayang, dari tarif bus yang hanya 15 Baht/orang.. (P.S : saya tidak tahu alasan tidak beroperasinya bus bandara, apakah karena banjir atau diwafatkan selamanya.. Ha3x..)

Sebaliknya, di hari kedua perjalanan, kami yang berbekal kompas mungil dan peta gratis kawasan ini sempat repot mencari letak Phra Atit Pier untuk naik water taxi menuju Grand Palace. Salah arah tepatnya, Ha3x... Akhirnya dengan terpaksa kami berjalan kaki menuju lokasi pertama.. (Suatu kesalahan yang indah, karena Phra Atit juga ditutup karena boat tidak beroperasi..). Ha3x..

SIAM SQUARE

Kawasan sentra perdagangan (alias mall menurut saya) semacam ini pasti ada di semua kota besar, bahkan kota menengah dan kecil. Selain konsep banyak mall di satu kawasan, apa istimewanya ? Toh sering juga saya menginjakkan kaki di TP yang hampir sama.



Dalam itenary saya memasukkan destinasi ini dengan berbagai pertimbangan. Dimana lagi coba bisa melihat kehidupan dan gaya masayarakat perkotaannya selain di mall. Minimal untuk keseharian anak muda seperti saya.. Ha3x.. Kalo ingin melihat kehidupan tradisionalnya tentu mall bukan tempatnya. Minimal, kawasan ini menunjukkan tren fashion kawula muda Bangkok dan siapa tahu nemu barang bagus yang lagi diskon.. Hmmm tetep... Incaran awal saya adalah Siam Discovery, Siam Paragon, MBK, dan Platinum.

Siam Discovery (SD) pastinya untuk mengunjungi Madame Tussauds di lantai 6 nya.. Tak perlu repot harus ke London atau Hongkong sana.. Pengaturan, keramahan, dan kemasan museum ini bisa diacungi jempol.. Bagi saya yang terakhir ke museum adalah Museum Purbakala Trinil jaman SMA dulu, tempat ini layak dikunjungi untuk entertain. Meski jujur, 800 baht terasa mahal untuk berfoto bersama figure tokoh ternama KW super ini.. Sedikit di luar ekspektasi masa kecil saya, 89 patung lilin disini kurang bikin saya geregetan.. Tapi, kapan lagi bisa narsis sama Lady Gaga dan TaTa Young.. Hajar...
Siam Paragon (SP) lain lagi tujuannya. Menurut saya, inilah icon mall anak muda di Bangkok. Dibandingkan dengan SD yang diisi branded tenant, penampilan SP lebih cocok bagi saya, upper middle lah.. Meski, tujuan utama saya hanya gound floor alias food court-nya yang luas dan penuh makanan menggoda... Berhubung sudah lapar dan lunch time sudah lewat, saya tidak sempat mengeksplor semua stand melainkan angsung menuju pujasera-nya yang lebih ramah kantong.. Begitu melihat salah satu stand menampilan logo Halal, saya segera menentukan pesanan... Masalahnya, pembayaran di sini ternyata harus membeli voucher dulu.. Maklum turis... Ha3x..


Mahboonkrong (MBK) konon adalah mall terbesar dengan 2,000 lebih gerai. Bagi saya, tempat ini adalah alternatif murah untuk mencari souvenir selain Chatuchak yang hanya ada di akhir pekan. Penampilan dan isinya adalah ITC yang di upgrade satu tingkat. Dagangan beragam, padat, luas, membingungkan tapi tetap nyaman dengan pendingin yang bekerja sempurna.. Asyiknya lagi, harga disini bersifat nego alias tawar menawar.. Saya berhasil mendapatkan souvenir dengan setengah harga yang ditawarkan, meski saya jamin Simbok mampu mendapatkan harga sepertiganya.. Ha3x..

Platinum Shopping Mall pastinya merupakan surga bagi shopaholic yang gila mode. Mall yang spesialisasinya di fashion clothes dan accessories ini memang menyediakan berbagai merk branded, meski fabrikasi pastinya di China.. tidak ada yang spesial, karena memang saya tidak sempat kesana dengan alasan tenaga dan biaya.. Ha3x.. Tapi kata teman dan berbagai sumber, tempat ini wajib dikunjungi jika ingin mencari gaya busana yang berbeda dengan di negeri kita... Ah, saya toh sudah puas dengan kaos oblong... :p


Catatan : untuk menuju Siam Square (SD, SP dan MBK) silahkan menunggu bus 47 di sebarang jalan samping Grand Palace hanya dengan 8 Baht per orang. Sedangkan Platinum terpisah dan saya tidak tahu bagaimana menuju kesana.. Skybridge dari SD ke SP terletak di lantai 4, sedangkan ke MBK silahkan lewat jembatan penyebrangan... Surga belanja lain yang saya lewatkan dan akan saya kunjungi adalah Chatuchak dan Pratunam Market..

Pusat perbelanjaan, baik mall, pasar maupun sejenisnya memang menawarkan sesuatu yang layak dikunjungi. Hopkunka Bangkok..

Next : Culture & Cuisine

2 comments:

d3vy said...

Bangkok....!
masih mimpi buat bisa kesana, masih rencana yang mengawang-awang...moga suatu hari bisa terwujud amiiiiennnn

Half Traveler said...

Ayo buk.. Sering ada promo loh...
Itung - itung bulan madu lagi.. He3x..