Wednesday, November 21, 2018

Vietnam: Motor Raja Jalanan

Meski sudah berlalu 3 tahun lalu, rasanya tidak lengkap tanpa mencoba mengumpulkan semua ingatan dalam blog ini. Menuliskan kembali sebuah catatan perjalanan tidak hanya susah, tetapi seperti kehilangan feel. Tambah lagi, semua foto perjalanan telah musnah karena harddisk rusak satu tahun yang lalu. Terima kasih kepada facebook dan instagram karena beberapa foto tersimpan dalam postingan saya dan beberapa teman perjalanan. Setidaknya, masih ada bahan untuk memulai catatan dalam cerita perjalanan kali ini.

Pada awal memulai perjalanan backpacker ke luar negeri, bucket list urutan pertama saya adalah mengelilingi Asia Tenggara sebelum usia 30 tahun. Dengan pertimbangan jarak yang dekat dan berbiaya hemat, banyak buku perjalanan dan artikel yang telah saya kumpulkan sebagai persiapan.

Akan tetapi, sampai hari ini (di usia menginjak pertengahan tiga puluhan), saya belum mampu menyelesaikan perjalanan mengelilingi kawasan ini. Tepatnya, baru 8 dari 10 negara anggota ASEAN yang telah saya kunjungi. Vietnam adalah negara terakhir yang saya kunjungi pada Oktober 2015 lalu,  tunggu aku Laos dan Brunei. Semangat!!

Apa Serunya Ho Chi Minh City?


Berbicara mengenai Vietnam, dua hal yang terlintas pertama dalam benak adalah Ho Chi Minh dan Vietnamese Pho. Tak salah memang, selain menggantikan nama kota Saigon (ibukota Vietnam Selatan), Ho Chi Minh merupakan tokoh revolusi negara ini. Sejarah mencatat, beliau adalah tokoh yang mempelopori gerakan kemerdekaan di negeri ini. Ho Chi Minh merupakan pahlawan terbesar bagi bangsa Vietnam karena jasanya dalam memperjuangkan kemerdekaan dan penyatuan bagian utara dan selatan. Ketika pasukan Vietnam Utara berhasil menaklukkan Saigon pada tahun 1975 dan menandai penyatuan Vietnam, maka kota tersebut diganti menjadi kota Ho Chi Minh.

Untuk Pho sendiri, sebenarnya saya tidak terlalu penasaran. Selain telah banyak rumah makan Vietnam di Indonesia, sulit sekali menemukan hidangan ini dalam versi halal di negaranya. Mungkin  saya yang malas mencari di itenerary, atau karena saya lebih penasaran dengan Vietnamese Coffee. Penyajian manualnya sangat khas, bahkan kita mengenal Vietnam Drip sebagai metode brewing tersendiri dengan tambahan susu kental manisnya.

Kalo saya ditanya apa yang seru di kota ini, jawabannya bukan Chu Chi Tunnel atau wisata menyusuri sungai Mekong. Namun, pengalaman paling menegangkan justru ketika kita menyeberang jalan di sekitar Ben Thanh Market. Wuih... sepeda motor disini bener - bener seperti di Gang Kelinci. Tidak saja ramai, tapi cara menyetirnya sangat khas dengan kecepatan pelan dan silang menyilang. Ditambah, ruas jalan yang sangat lebar di sekitar area pasar. Prinsipnya, kalo mau nyeberang fokus saja dengan langkah kita dan ratusan motor ini yang akan menyesuaikan. Bagi yang belum terbiasa, benar - benar seperti uji nyali..

Awas Spam Taxi!!

Bagi traveler, spam paling terkenal di negeri ini adalah sopir taxi nakal yang seringkali mematok harga ngawur. Sesuai rekomendasi dalam banyak catatan perjalanan, kita bisa memilih salah satu operator taxi yang terpercaya (Ingat, tahun 2015 belum ada aplikasi online untuk pesan kendaraan).

Pengalaman saya, naik taxi dari bandara Tan Son Nhat juga gak kalah seru. Dalam kondisi hujan deras, jalanan bagaikan kolam penuh ikan besar dan kecil dengan air yang nyiprat kemana - mana. Ditambah suara klakson besahut-sahutan seolah tidak mau kalah meminta jalan. Dalam cuaca inipun, terlihat beberapa pengendara yang beradu mulut karena kendaraannya salaing menyerempet. Termasuk taxi yang saya tumpangi ini, kaca spionnya terserempet pengendara moto. Benar - benar ruwet...

Mempertimbangkan angkutan umum dan jalanan yang kurang bersahabat, saya memilih untuk mengikuti paket perjalanan. Selain itu, waktu liburan yang terbatas hanya tiga hari, saya pikir lebih efektif jika bergabung dengan rombongan wisata. Pusing kepala saya jika membayangkan harus menyeberangi jalan seorang diri.

Tak perlu khawatir, di hostel dan penginapan banyak disedikan brosur paket wisata dengan berbagai pilihan. Harga akan ditentukan oleh durasi perjalanan, fasilitas, dan tentunya destinasi yang dikunjungi.. Bijaklah memilih paket sesuai dengan anggaran dan waktu. Sebaiknya browsing dulu untuk obyek wisata yang ingin kita kunjungi, karena banyak sekali pilihan paketnya. Jangan sungkan meminta penjelasan dengan pihak hostel, termasuk meminta diskon jika memesan untuk banyak orang.

------

Kepingan Catatan
Oktober 2015

No comments: