Thursday, January 06, 2011

Travel Alarm : Book (1st Ed)

Buku adalah jendela dunia. Tidak salah, tetapi tidak 100% benar. Kita memang dapat mengenal dunia hanya lewat buku tanpa perlu mendatanginya secara langsung. Buku mampu memberikan penjelasan, gambaran, kondisi akan bagian dunia ini. Buku juga menyediakan rekam sejarah dan perkembangan suatu destinasi. Secara sederhana, buku adalah potret yang mampu memberikan pedoman dalam memberikan penafsiran akan suatu obyek.

------------------------------------------------------------------------------------------------

Tetapi, sama dengan suatu potret. Gambaran dan sudut pandang yang diberikan akan sangat subyektif, versi photographer. Subyektivitas inilah yang membuat saya mengatakan bahwa melihat dunia melalui jendela tidak sepenuhnya memberikan penggambaran yang tepat. Melaui jendela kita memiliki keterbatasan dalam penginderaan. Mata kita tidak dapat menikmati semua, baik itu keindahan, kekurangan maupun hal-hal kecil lain yang terkadang malah memberikan kesan khusus kepada individu berbeda. Dengan masuk ke suatu tempat, mata akan mampu melihat lebih dalam dengan bantuan telinga, hidung, kulit dan seluruh badan.

Banyak buku sudah saya baca, banyak tempat sudah saya kunjungi (banyak disini menurut saya lo, he3x..). Ada beberapa tempat pula yang sudah saya kunjungi karena suatu buku. Seringkali pula, saya sudah merencanakan travelling ke suatu tempat dan mencari buku tentang tempat itu, sebagai referensi panduan jalan tentunya. Khusus yang terakhir ini, saya merasa sangat senang dengan munculnya para travel-writer yang bersedia berbagi. Tidak hanya buku dalam pengertian sederhana, termasuk pula di dalamnya adalah blog, artikel maupun knowledge sharing dalam berbagai milis dan social network.

Beberapa buku yang membuat saya berencana, berusaha dan terakhir berharap (setelah merencanakan dan melakukan usaha, terakhir saya hanya dapat berharap.. he3x..) dapat mengunjungi secara langsung. Sekali lagi ini pilihan saya, jadi suka-suka saya, bisa berubah dan tidak bisa diganggu gugat :

Da Vinci Code (Dan Brown)

Aksi Profesor Langdon & agen Sophie Neuveu yang diawali usaha dalam memecahkan misteri pembunuhan Jacques Sauniere, seorang kurator museum. Louvre Museum... Tempat dimana Monalisa disimpan inilah salah satu bagian dunia yang saya berharap bisa berada disana. Tidak cukup hanya dengan melihat melalui jendela.

Saya tidak peduli kisah dalam buku ini FIKSI atau FAKTA. Boleh saja peran Sauniere, Langdon, Sophie, Aringarosa, Silas, dan Teibing adalah FIKSI, tetapi Museum Louvre adalah FAKTA. Toh batas antara fiksi dan fakta adalah abu-abu.

Museum Louvre (Musée du Louvre) di Paris, Perancis, adalah salah satu museum terbesar dan paling terkenal di dunia. Gedungnya, bekas sebuah istana bangsawan, terletak di pusat Perancis antara sungai Seine dan Rue de Rivoli. Lapangannya kini terdapat piramida gelas Louvre. Sebagian dari istana tersebut dibuka sebagai museum pada 8 November 1793, pada saat Revolusi Perancis. (sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Museum_Louvre)

5 cm (Donny Dhirgantoro)

Sesuai dengan tagline-nya "sebuah novel tentang cinta, persahabatan dan kehidupan", buku ini mengisahkan tentang perjalanan Lima sahabat yang penuh dengan keyakinan, mimpi, cita-cita, dan cinta. Sebuah perjalanan yang telah mengubah mereka menjadi manusia sesungguhnya, bukan Cuma seonggok daging yang bisa berbicara, berjalan, dan punya nama.

Eksploitasi keindahan pada setiap bagian menuju Mahameru benar-benar mampu membuat saya merasa mendapat undangan untuk kesana. Undangan lama yang sampai sekarang belum mampu saya wujudkan. Perlu persiapan fisik (hal penting pertama bagi saya yang kurang olah fisik..) dan persiapan mental (penting juga bagi saya yang hanya pernah satu kali pernah meraih puncak kecil dunia, Gunung Bromo... ha3x.)

Gunung Semeru atau Sumeru adalah gunung berapi tertinggi di Pulau Jawa, dengan puncaknya Mahameru, 3.676 meter dari permukaan laut (mdpl). Kawah di puncak Gunung Semeru dikenal dengan nama Jonggring Saloko. Orang pertama yang mendaki gunung ini adalah Clignet (1838) seorang ahli geologi berkebangsaan Belanda dari sebelah barat daya lewat Widodaren, selanjutnya Junhuhn (1945) seorang ahli botani berkebangsaan Belanda dari utara lewat gunung Ayek-ayek, gunung Inder-inder dan gunung Kepolo. Tahun 1911 Van Gogh dan Heim lewat lereng utara dan setelah 1945 umumnya pendakian dilakukan lewat lereng utara melalui Ranupane dan Ranu Kumbolo seperti sekarang ini. (sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Semeru)


Edisi pertama ini saya cukupkan sampai disini dulu.. Banyak tempat lain yang "cukup menggoda gairah" saya yang belum mampu saya tuliskan. Mungkin sudah saya kunjungi atau saya belum "membuka jendela dunia" yang mengulasnya. Dan, JANGAN LUPA belum seluruh bagian bumi ini sudah dibuatkan jendela nya..... (atau saya yang tidak punya daya untuk menemukan jendela nya... He3x..).. Karena tidak semua jendela dunia murah harganya.. Salam...

6 comments:

WahYuHere said...

sundul sampa benjot gan.... emang buku bikin kita jadi terinspirasi.. termasuk buku kern, maroon lando dan gean cuplis.. menginsoirasi kita untuk mbacem...

Half Traveler said...

awakmu ae tukang mbacem.. wakakka..
wes ketemu mas mu Yulika durung ?? ha3x.

WahYuHere said...

belum ktemu abang giit, bantu dong gan... paling lak cuma ta peluk cium doang... hahha

btw.. ternyata enak ya ngeblog.. kyk nulis diare online...

Rima said...

aku juga udah baca duluan itu da vinci code nya dan brown daripada nonton filmnya, seperti biasa, filmnya jauh dari harapan, banyak yang dipotong, n dirubah.

Half Traveler said...

Film-nya boleh jauh dari harapan kita.. Tapi, saya yakin setingnya layak untuk disambangi.. Ho3x..

Mari menabunggg...

Anonymous said...

I do not even know how I finished up right here, however I believed this
submit was once good. I don't understand who you might be however certainly you're going to a well-known
blogger in case you aren't already. Cheers!

Also visit my page; コーチバッグ