Tuesday, March 08, 2011

Penang : Enjoyable City (NonStory)

Menyimpang dengan travel plan 2011 saya, destinasi pertama berubah dari Kepulauan & Taman Nasional KarimunJawa yang indah ke Pulau Penang. Berbagai alasan menjadi latar belakang, mulai cuaca yang tidak mendukung, tidak ada travel partner dan godaan tiket murah nan menggiurkan. Plus satu tambahan terakhir, nekat. Bagaimana tidak nekat, saya tidak tahu letak persis daerah ini di sebelah mana, ada apa di sana dan apa menariknya. Bahkan saya baru tahu ketika sudah dekat perjalanan bahwa kawasan ini adalah sebuh pulau kecil terpisah dari daratan utama negeri Jiran (termasuk pernah kena dampak tsunami Aceh pada 2004 lalu). Tapi, tak mungkin Dato' Fernandez membuka rute ini jika tidak didasari market demand, feasibility study dan risk mitigation sebelumnya.. :p


Jadwal penerbangan yang hanya 4 kali seminggu membuat saya harus rela mengurangi jatah cuti saya sebanyak 2 hari guna menyesuaikan keberangkatan di Kamis sore jam 14.50. Ketidaktahuan saya akan kawasan ini membuat saya merasa "nothing to loose", dalam artian tidak terlalu berminat untuk browsing dan mencari tahu segala sesuatu untuk menyusun itenary. Saya merasa cukup berbekal salah satu artikel di blog dan buku panduan wisata murah 3 negara saya. Beruntung salah satu teman saya yang baru pulang dari KL bersedia meminjami buku panduan yang diambil gratis selama disana (kenapa di Indonesia gak terlalu tersedia peta dan buku semacam ini yah, selain brosur paket wisata dan promosi yang tidak representatif menurut saya).

Solo Traveling

Ini adalah pertama kalinya saya melakukan traveling seorang diri dalam arti sebenarnya (90% lah.. he3x..). Pernah juga ke Derawan seorang diri, tapi selama disana saya mengikuti travel tour. Belum 100% karena saya masih bertemu seorang teman yang kebetulan berangkat ke Penang juga, meski hanya untuk transit dan melanjutkan perjalanan ke hongkong keesokan harinya. Kebetulan tak terduga.. Ha3x..

Meski kelabakan saat berangkat, mulai dari belum tuker Ringgit, kurang tidur dan belum packing, semua kehebohan masih bisa di mitigasi. Sempat, dada saya terasa sesak ketika di Taxi menemukan barang penting saya tertinggal. Terpaksa saya meminjam headset BB teman di Surabaya karena ketinggalan di atas kasur. Ah, traveling tanpa ipod bisa membawa masalah. Pelajaran bagi saya yang punya panic attack untuk lebih prepare segala sesuatu sebelum keberangkatan, minimal sehari sebelumnya sudah rapi dalam tas backpack.

Great Flight


Perlu dicatat bahwa saya mendapatkan tiket Air Asia Sby - Png pp seharga 420 rb sudah termasuk convenience fee karena pembayaran dengan kartu kredit. Nilai ini hanya sedikit lebih mahal dari biaya taxi Gresik - bandara pp sebesar 300 rb. Seandainya arrival time di Juanda di Sabtu tidak pukul 21.50, saya pasti sudah melesat dengan Vario kesayangan..

Kenyataan diawal bahwa pesawat lain menuju KL yang tertunda karena alasan kerusakan landasan (dari jam 12 sampe dengan jam 14 belum juga ada kepastian) membuat saya pasrah saja untuk bersiap menanti, resiko low cost carrier. Tak dinyana, rute Penang tetap on schedule, awesome. Rute baru ini (mungkin baru 3 bulan) ternyata cukup ramai. 95 % kursi terisi dengan mayoritas adalah WNI dengan beberapa rombongan TKI. Alhamdulillah, pengalaman buruk saya dengan penumpang "nakal" saat penerbangan dari Tarakan, 2010 lalu, tidak terulang. Everyone have great safety awareness. I like it..

Penerbangan 3 jam ke Penang merupakan rekor perjalanan udara terlama bagi saya sampai dengan saat ini. Lelah dan ngantuk badan tidak mampu mengalahkan rasa excited saya sehingga mata ini tidak mampu terpejam. Infligt magazine, katalog belanja, komik jepang dan buku panduan sudah saya habiskan semua. Cemilan ringan dan permen sudah masuk ke perut saya juga. Cuaca yang berubah-ubah membuat beberapa kali lampu tanda safety belt dinyalakan, alhasil saya takut menyalakan ipod. Finally, I've arrived there on 19,30 Penang Time (1 hour faster than WIB).

Hotel Bintang Dua Rasa Bintang Lima

Satu sumber biaya yang besar dalam travel budget adalah penginapan. Termakan iklan di situs Air Asia, saya melakukan booking Tune Hotels sehari setelah membeli tiket pesawat. Sebutan hotel antara sesuai atau tidak tergantung pilihan kita. Semua kamar berkamar-mandi dalam dengan fasilitas kipas angin, AC dan hair dryer. Dua fasilitas terakhir pemakaiannya tergantung pilihan kita, ada uang ada fasilitas. Ha3x... Ini kebodohan lain saya, waktu booking saya lupa tidak mengambil comfort package (12 jam AC, handuk & toiletries). Alhasil, hari pertama saya terpaksa mandi tanpa sabun dan handuk. Dengan apa saya mengeringkan badan ? itu rahasia lain saya.. Ha3x..

Beruntung sekali, di hari pertama saya benar - benar merasakan fasilitas hotel yang sebenarnya, full AC, TV, bathtub, handuk, serta koran dan sarapan pagi. Menu yang disediakan juga melimpah dengan pilihan breakfast ala Malaysia, Jepang, Chinesse dan Barat.. Kenyanng... Hal ini saya peroleh karena nebeng teman saya yang menginap di Cititell, hotel bintang 4 di Jl. Penang. Di kedua jalan ini, penginapan dan tempat makan tersedia melimpah.

Tune Hotels memiliki letak strategis di Jl. Burmah, Georgetown. Di lantai satu ada kedai 7Eleven yang menjadi sumber air minum andalan. Tepat di samping kanan nya ada pusat makanan New World Centre, yang menarik godaan dengan Starbuck dan Old White Coffee-nya. Sayang sekali saya mmapir kesana saat tutup sehinga belum kesampaian kesana. Di dekat hotel ada 3 halte pemberhentian bus yang memudahkan kita memilih rute, termasuk jalur bus gratis yang hanya 5 menit jalan kaki. Untuk ke terminal pusat di Komtar (Komplek Tun Abdul Razak) juga cukup 15 menit jalan ngebut. Sementara ke pasar lokal, Chowrasta Market cukup dengan 15 menit jalan santai.

Rapid Penang Bikin Pening

Di awal keberangkatan, saya berpikir bahwa transportasi di Penang akan semudah ketika saya di Singapore atau segampang cerita para blogger ketika traveling di KL. Sampai di Penang International Airport, saya mulai merasakan perbedaannya. Dengan langkah gagah, saya melintasi area bagasi & imigrasi dan keluar arrival terminal menuju parkiran. Sampai parkiran saya mulai bingung, kok taxi semua, mana bis atau MRT nya.. Jiwa backpacker langsung keluar, saya menolak teman saya yang sudah antri taxi dan mengajak naik bus saja.. Hanya 2.7 RM/org sampai dengan nyasar di Prangin Mall, Komtar. Karena sudah malam dan melihat besarnya koper teman, saya pasrah untuk ditipu sopir taxi yang bermental sama dengan sopir taxi gadungan di sini. 15 RM melayang untuk jarak hanya sepelembaran batu saja, tentunya yang melempar adalah pemegang rekor dunia di cabang lempar cakram. Ha3x...

Besoknya baru saya tahu, transportasi utama di pulau ini adalah Rapid Penang, dengan sistem pembayaran tunai dan uang pas, jadi siapkan banyak pecahan receh sehingga tidak perlu membayar pembulatan seperti saya. Membayar saat akan naik langsung dimasukkan ke dalam kotak di dekat sopir yang akan menggantinya dengan karcis. Para pengemudi bus ini sangat helpfull, jadi jangan sungkan atau takut untuk bertanya. Turis gitu loh, wajar kalo gak tahu. Ha3x..

Sebenarnya, di panduan saya membaca disediakan trensportasi gratis, CAT-Bus. Tapi setelah lama menungu tidak kunjung tiba, saya memutuskan naik yang bayar saja.. Kocak, ternyata free bus ini hanya melayani rute Komtar - Jetty dan sebaliknya dengan isi dan bentuk sama persis dengan Rapid Penang..

Makan & Makanan

Segera setalah datang dan check-in hotel, saya janjian dengan teman untuk mencari makan malam ala Penang. Pertama yang ada di rekomendasi adalah Nasi Kandar. Makanan ini banyak di temukan di sekitar hotel dan di jamin 100% halalan thoyibah. Bentuk menu ini adalah nasi putih atau nasi briyani dengan lauk pauk dan sayur yang bisa kita pilih dan kemudian disiram aneka saus bumbu. Wujud akhirnya hampir sama dengan Nasi Padang, namun dengan ukuran yang bikin saya hanya habis separoh (bisa dibayangkan betapa banyaknya, bahkan saya yang berperut karet saja haru menyerah). Untuk menu ini dan minuman jus anggur dengan rasa mirip marimas, saya mengeluarkan 11 RM..

Makanan kedua yang membuat saya sampai rela keluyuran menuju Gurney Market adalah Pasembur. Panjang juga mencapai rute ini, karena saya yang akhirnya menemukan free bus memutuskan untuk mencoba gratisan ini dulu dengan rute memutar dari dan kembali ke Komtar.

Hidangan ini berupa gorengan yang kita pilih sendiri, kemudaian akan disiram saus bumbu dan taburan ketimun yang diiiris tipis panjang seperti korek api. Sepintas mirip dengan batagor, tapi gorengan yang tersedia amat beragam. Udang tepung, tepung + sayur, telur ayam, ikan, tahu, etc. Untuk udang, tahu dan sayur saya mengelurkan 7 RM.

Terakhir yang tak kalah penting adalah cemilannya. Di berbagai sudut kota, kudapan yang paling tersedia adalah tukang buah, sehat benar. Tukang buah disini menggunakan pick up terbuka dengan bagian belakang di sulap bertingkat untuk menata buah yang diatasnya di pasang tenda. Buah tropis yang ada hampir sama dengan di Indonesia, tapi dengan kebersihan dan kesegaran yang jauh lebih baik.. Soal harga, berkisar 1 RM untuk satu sate buah yang akan dimasukkan plastik dan ditambah bubuk asin yang makin menambah cita rasa..

Di Chowrasta, buah-buahan disulap menjadi aneka manisan yang menarik. Wah, kreatif juga mereka menyesuaikan kombinasi sehingga bisa dinikmati semua lidah. Cemilan lain adalah Tau Siah Pyar, kue kering yang originalnya berisi kacang hijau. Seiring perkembangan, aneka jenis rasa telah di hasilkan, mocca, buah naga, coklat, keju dan banyak lagi mungkin. Bentuk dan rasa mungkin mirip bakpia pathuk asli Yogyakarta..

And The Story Goes on The Next Chapter...

7 comments:

Ferdynand said...

ralat gan,, Air Asia cuma melayani 3 kali penerbangan ke penang dalam seminggu.Tiap Selasa, kamis dan sabtu..hehe... yg 4X tuh Surabaya-bangkok.. :)
anyway, trip story nya mantap gan..mendetail bgt..kayaknya kl ke penang cukup baca blog u aja,,
btw, kemarin u bilang KOMTAR2 itu, ku kira itu nama daerah,,ternyata ada singkatannya tho..HEHE.. ku tggu next chapter nya yaa....

Half Traveler said...

Ha3x.. Ketauan salahnya oleh Ketua Satpol PP Juanda dech..

Ane juga baru tahu kalo Komtar itu ada singkatannya pas disono, gedung tertinggi dan pusat Rapid Penang sehingga mudah jadi acuan kemana-mana

Story ne masih belum dirangkai, btw thx utk tebengannya dan maaf jadi buat dirimu menunggu dan kehujanan :p

Ferdynand said...

tebengan?? kpn ente nebeng sm ane?? hmm,,,yakin ente gak salah orang???
wkwkwkkkkk..
gpp lah,,aku nunggu jg gak lama,,cuma 1,5jam..hehe..juanda udah kayak rumah keduaku..aku kl lg stress pasti lari ke juanda..ngeliat pesawat2 hilir mudik, rasanya hati ini tenang banget..ho2..
eh, btw, ke derawan tuh lebih dekat kl via tarakan y??atau balikpapan??

WahYuHere said...

waaaahh... terputus ceritanya... cepet lanjuuut gan... dah penasaran nieh...

Half Traveler said...

@ Ferdy : ada yang kaget melihat ane yang ternyata segede gaban.. ha3x..

Pertanyaan nya salah bro, dekat lewat Tarakan ato Berau. Kemarin dari Tarakan 3 jam laut, dari Berau katanya 4,5 jam.. Kecuali kalo speed lebih cepat.. Tapi dari Berau pemandangane katanya ciamik,..

Balikpapan?? jauh... Dari kota ini ane masih 1 jam naik pesawat ke Tarakan, karena pesawat ke Berau lebih mahal..

Eh lupa, info real time Juanda nya manteb... :p Kalo ada promo murah maskapai bro, ane dikabari.. Selain AA tentunyee

@ MbokDe : Sabar-sabar.. sik di pikir, rangkai, edit dan tentune revisi.. koyok laporan praktikum ikulah.. Ha3x..

Tulisan terbarumu mana? Eh ayo join ke HCMC...

Unknown said...

Well, this is it.. Your another-awesome-vacation that made me jeaLous hahahaha :))

Half Traveler said...

I'm envy with your vacation too.. Especially your religious trip to HollyLand..

It's my big plan which I arrange by all of mine (body,heart & minds). :p