Friday, March 11, 2011

Penang Story : The Adventure Zone

Hari terakhir di Penang, saya ingin menikmati suasana santai. Setelah semalam tidur merasakan nikmatnya kasur King Coil yang dibanggakan dalam promosi Tune Hotels, saya ingin bangun siang. Rugi juga kalo saya yang membayar 2 hari hanya merasakan tidur sebentar saja (maklum, hari pertama kan prkatis tidak saya pake karena nebeng teman).

Peta Penang

Mendekati jam 10 pagi, saya sempat kecut karena ternyata tidak bisa nambah biaya untuk late check-out. Ah, saya bertekat untuk menjadi real backpacker dengan ransel besar di punggung. wuih, beban 6 kilo lebih akan saya bawa dalam perjalanan seharian. Dewi fortuna masih bersama saya. Hanya dengan 2 RM/ea, kita bisa menitipkan bawaan. Sekali lagi, salut kepada prinsip memberikan pelayanan optimal dengan hanya membayar segala sesuatu yang memang kita manfaatkan. Prinsip saling menguntungkan bagi penjual dan pembeli.. Tak lupa saya sempatkan untuk menikmati 30 menit free access internet dan hanya 1 RM untuk 3 menit refleksi kaki.

BUKIT BENDERA

Susah sekali menemukan posisi lokasi ini dalam peta dan brosur yang saya ambil di bandara, ditambah kondisi perut yang hanya sarapan manisan buah yang saya beli sehari sebelumnya di Chowrasta. Alamak, istilah yang digunakan ternyata berbeda, Penang Hill..

Dari terminal utama Komtar, saya memilih menggunakan Rapid Penang 204 karena sudah waiting time yang lebih singkat di terminal saat itu diantara beberapa rute kesana. So, siapa cepat dia dapat penumpang.. He3x..

Perjalanan 45 menit senilai 2,7 RM kali ini diwarnai sedikit hampir macet di beberapa titik jalan. Hanya antrian belokan saja sebenarnya, masih mampu ditasi oleh polisi Malaysia dengan seragam biru bak safari pejabat dengan bros silvernya.. Jempol karena mereka mengatur dengan senyum tetapi tetap tegas...

Jalan di Penang rata - rata memang kecil, dengan pohon besar yang berjejer di tepi jalan. Untuk rute Komtar - Bukit Bendera saya merasa jalurnya cukup berbelok-belok, agak lama tapi cukup efektif untuk memaksimalkan penumpang..

Di pemberhentian terakhir, Stesen Bukit Bendera, hanya ada 3 orang yang berniat ke Penang Trem, saya dan 2 wanita muda pengelana dari pimpinan negeri persemakmuran. Eng..ing..eng.. Dari mandor pekerja, kami mengetahui bahwa sedang ada perbaikan yang dimulai hampir 1 bulan lalu dan tak tahu kapan akan selesai. Kemungkinan ada perbaikan menyeluruh pada rel dan fasilitas pendukung, terlihat ada satu struktur bangunan baru di luar area trem.

Kecewa karena nekat. Saya sebenarnya sudah di beri info oleh teman bahwa sedang ada maintenance, sang driver rapid juga mengatakan hal serupa. Saya mengira masih bisa menikmati Bukit Bendera tanpa trem, ternyata oh ternyata..

Sedikit terobati, saya bersama dua England Traveler berjalan menuju Kek Lok Sie temple. Dari kejauhan terlihat aktivitas proyek pembangunan patung baru yang cukup besar dengan posisi strategis sehingga menjadi daya tarik dari kejauhan. Menuju temple ini harus dipersiapkan fisik prima, karena tangga nya cukup terjal dengan di kiri-kananya dijadikan pusat kerajinan. Pegel...

Secara umum, inilah temple terbaik dan paling layak dikunjungi di antara berbagai kuil di Penang. Kedepannya, patung baru akan semakin membuat daerah ini menjadi destinasi utama turis, baik untuk berdoa ataupun hanya sight seeing seperti saya. Pencinta fotografi juga wajib kesini, karena posisi kuil ini akan mampu memberikan ruang cukup luas untuk berkreasi.

BATU FERINGGI

Perlu perjuangan panjang untuk sampai ke pantai ini dari Bukit Bendera, semua diakibatkan karena rute Rapid Penang yang rumit dan susah di pahami. He3x.. Seperti di awal, perjalanan harus di awali dari Stesen Komtar Utama. Dengan 2,7 RM, bus 101 membutuhkan waktu 1 jam untuk mencapai Batu Feringgi. Karena bus wisata yang kutunggu tiada yang datang, saya memutuskan untuk mencari sarapan murah di mini market. Pilihan terpaksa, saya makan mie instan kemasan gelas karena sempat kecele dengan McD yang hanya menyediakan minuman.

Kawasan Batu Feringgi terbentang panjang, yang ditandai dengan deretan hotel berbintang di sepanjang jalan. Saya yang kebingungan menemukan pantai rakyat bebas, memutuskan untuk mampir ke kedai KFC untuk late 2nd breakfast atau early lunch, alhasil 11,2 RM melayang untuk sepaket menu.

Semua penumpang bus yang ingin ke kawasan pantai, diturunkan di dekat SPBU Petronas. Setelah 200 meter berjalan menyusuri berbagai kedai dan pangkalan taxi di depan deretan hotel, saya menemukan belokan menuju pantai yang terlihat bebas dari jamahan larangan, tentunya larangan bagi saya yang bukan tamu berbintang.. :p

Pasir di pantai ini cukup bersih, dengan beberapa bule yang menikmati sinar matahari. Aktivitas lainnya adalah watersport, tapi entah mengapa sore itu sepi sekali.. Mungkin kebanyakan kapasitas adalah di kawasan private beach.. Ah, di Derawan, Lombok & Bali saya bisa lebih menikmati suasana pantai yang bebas. Kawasan ini mungkin tidak ramah bagi saya, tapi tentu tidak begitu bagi mereka yang ramai sekali datang disana untuk memilih puluhan resort mewah yang terjajar di tepi jalan.

Dengan pertimbangan keberangkatan pesawat dan jarak kembali ke hotel dan langsung ke bandara, saya tak sampai 1 jam menikmati pantai ini. Dalam perjalanan kembali, saya sempatkan memotret deretan pemandangan unik. Entah kapan lagi saya akan kesana, tapi saya ingin kembali lagi kesana.

Saya masih punya hutang untuk ngopi di Starbuck samping hotel, mencoba white coffee dan menyeberangi Penang Bridge.. Alasan tepat untuk merencanakan agenda untuk kembali ke sana..

------------------------------------------------------------------------------------

Persiapan traveling adalah hal yang paling mengasyikkan, dan sebaliknya kembali pulang adalah sesuatu yang paling menyakitkan. Meski harus diakui, saya kangen rumah dinas dengan genteng bocornya, suasana kerja dan kehidupan sehari-hari saya. Tapi berat hati ini meninggalkan keseruan aktivitas eksplorasi tempat baru. Mulai dari menemukan letak, mencari transportasi, bertanya karena linglung arah, menyadari kalau tersesat dan kelegaan setelah menemukannya.

Salam Jalan...

The End of Penang Story

Ucapan terima kasih untuk teman baru saya yang rela menunggu dan kegerimisan saat mengantar saya... Saya tunggu cerita Phuket-nya yang lengkap.. Thanks untuk tante Bintang yang ngasih kabar perkembangan kota Berhias Iman.. Terima kasih besar untuk teman-teman yang sabar karena saya tidak bisa membawakan oleh-oleh.. Ha3x... Sayang saya untuk yang sempat ngambek karena saya ijin mendadak dan kenakalan saya dalam perjalanan ini.. :p Maaf saya untuk simbok yang tak sadar terkena tarif roaming karena si bandel ini tidak ijin..

9 comments:

Unknown said...

white coffe nya 7eleven Bukit Bintang_KL enak Lho,,hohoho

Ferdynand said...

terharu baca cerita ini..terutama bagian endingnya..haha..
oya gan, awal juni ane ke penang, trims buat semua infonya ini (yg mernurutku) terlengkap dari yg paling lengkap.. mudah2an juni nanti train ke penang hill nya udah beroperasi.. ane masih penasaran sm pabrik coklat yg di penang...mdh2an kesampaian,,

Half Traveler said...

@Tante Intan : akan saya coba Nov nanti.. kalo tidak Jan tahun depan.. ha3x..

@Opa Ferdy : terlengkap ? saya jadi tersandung.. ha3x.. Gak terima, saya akan kembali pas train udah jalan..
Pabrik coklat dimana yah ??

d3vy said...

penang saya kunjungi awal 2009 lalu, wah ternyata Kek Lo sie temple-nya sudah jadi ya? waktu saya kesana masih renovasi.
yups... bukit bendera sangat sayang bila dilewatkan.. love it!

Half Traveler said...

@ Devy : Wah, sayang sekali.. Di pertigaan pasar depan Kek Lok Si terlihat ada pembangunan Patung yang besar sekali.. Semoga segera selesai..
Kita perlu kembali kesana, saya belum mencoba Penang Trem, Teluk Bahang dan beberapa obyek di Georgetown yang terlewat..

Suratman Adi said...

Wah kamu ternyata udah menjelajah pulau pineng ya kawan,kebetulan aq juga Di pulau penang sebagai TKI. Bukit bendera dan batu fringgi memang sngt menarik.
Udah ke pergi ke pesiaran GURNEY pa blm?

SG Wahono said...

Gurney hanya sempat ke Plaza Gurney (lewat dalamnya saja) dan makan Pasembur..

Pesiaran Gurney dimananya ya ?? He3x.. Kamu stay di daerah mana..
Sometimes saya akan kesana lagi.. Mencoba Penang Trem di Bukit Bendera dan mengunjungi kawasan Teluk Bahang..

ambar prakoso said...

Waktu yang tepat ke Gurney itu malam hari, saat Gurney drive hawker center sdh mulai beroperasi. Makanan apa saja bisa ditemui disana, tentu dgn harga yg murah. Trus kalo menginapnya di Tune Hotel jalan Burmah,sebelahnya ada hawker center yg lengkap bgt juga kan....?? Uenak bangettt, murah dan lengkap. Di New wrold park hawker center, mantap bro!!

Half Traveler said...

Betul Mbak Ambar, malam hari di Gurney memang surga kuliner.. Sayangnya, New World Park saya belum sempat coba, padahal di samping hotel pesis.. Maklum, cuma dua malam disana..